Kamis, 21 April 2016

PINJAMKAN SATU HARI SAJA

"PINJAMI AKU SATU HARI..."
Perlahan...., tubuhku diturunkan ke dalam lubang yang sempit...
Namun dengan cepat kemudian badanku ditimbun tanah...
Lalu semua orang meninggalkanku... Masih terdengar jelas langkah kaki mereka...Kini aku sendirian..., di tempat yang gelap, tak pernah terbayangkan sebelumnya...

Sekarang aku sendiri, menunggu ujian dan pertanyaan-pertanyaan...
Belahan jiwa pun pergi....Abah, Umi, kakak adik.., yang ditubuhnya mengalir sedarah dgn ku..., pergi...., suami ku pun juga pergi apalagi sahabatku..., kawan dekat…
Tak seorangpun yg mau ikut denganku...Ternyata aku bukan siapa-siapa lagi bagi mereka...Menyesal pun..., tiada berguna...Tobat tak lagi diterima.
Minta maaf..., tak lagi didengar... Kini aku sendirian mempertanggung jawabkan apa yang pernah aku lakukan...
Ya Allah...,  kalau boleh..., tolong pinjamkan satu hari saja milik-Mu...
Aku akan berkeliling memohon maaf kepada mereka, yang telah merasakan kezalimanku...

Yang susah dan sedih karena ulahku... Yang aku sakiti hatinya... Yang telah aku bohongi... Yang telah aku lukai... Ya Allah..., berikan aku satu hari saja...
Untuk memberi seluruh baktiku untuk papi mami ku tercinta...
Demi memohon maaf atas kata-kataku yang kadang tak sopan...

Maafkan aku Abah … Maafkan aku Umi …. Aku sungguh ingin sujud memohon ridha mereka... Maafkan aku..., Suami Imamku.. Maafkan aku.., 
Aku titipkan anak ku yang cantik untuk sebagai pengganti ku
Jaga anak ku, bimbing dan jadikan anak ku menjadi seorang
Anak yang sholeha Dan aku ingin mengatakan bahwa aku sangat berterima kasih, atas apa
yang mereka korbankan untukku...

Ya Allah...., pinjamkan aku satu hari saja... Yang akan aku gunakan setiap detiknya,
Untuk ruku' dan sujud kepada-Mu.. Beramal shalih dengan tulus...
Menyedekahkan seluruh hartaku yang tersisa, di jalan-Mu...
Menyesaaaaal..., sekali rasanya... Waktu-waktuku di dunia berlalu dengan sia-sia... Bahkan Al Qur'an firman-Mu dengan malas-malasan kubaca...
Hadist Rasulullah pun tak pernah aku hiraukan...
Andai bisa kuputar ulang waktu itu... Tapi... aku telah dimakamkan hari ini...
Manalah mungkin....?

Sakitnya sakaratul maut masih menancap pada setiap senti tubuhku yang kini kaku... Sakit.... sakit sekali... Seratus tahun pun tak hilang rasa sakit
Seandainya aku masih bisa bercerita.. Tentu tak akan tenang tidur teman-temanku yang masih hidup... Seumur hidup mereka tak akan pernah lagi tidur nyenyak...

Andai saja mereka tahu... Baru beberapa saat dalam gelap...
Masih terdengar sayup-sayup suara sandal orang-orang yang meninggalkanku... Tanah kuburku masih gembur...
Baru saja ditidurkan sendirian. Akankah diluaskan lagi kuburku setelah ini ?
Bagaimanakah aku menjawab pertanyaan ujian setelah ini? Ooohh..., andaikan aku bisa keluar dari sini...

Senin, 04 April 2016

NASIHAT SUFI

LUAR BIASA ..!!! NASIHAT SUFI YANG MENGGETARKAN JIWA, BACA KALAU BERANI!!!!



Nasihat hendaknya di terima dengan hati yang lega. Berlakulah santun dihadapan beberapa pemberi nasehat, supaya hikmahnya merasuk ke dalam kalbu, lalu diserap dengan begitu baik dan jadi daya ganti untuk masing-masing kita.

Adalah Imam al-Harits al-Muhassibi. Seorang ulama sufi agung yang merupakan guru dari Imam Junayd al-Baghdadi. Oleh Nahdhatul Ulama’, ajaran tasawuf Imam al-Junayd al-Baghdadi serta Imam al-Ghazali inilah yang dirujuk dengan cara resmi serta dijadikan dasar dalam bertasawuf.

Terkait namanya, al-Muhassibi yaitu julukan baik untuk Imam al-Harits karena kesukaannya dalam lakukan muhasabah diri, lakukan introspeksi secara mendalam terkait kebaikan serta keburukan yang dilakukan. Nasehat-nasihat bernas sang imam ini, lalu dirangkum dalam buku monumental yang diberi judul Risalah al-Mustarsyidin, tuntunan untuk para pencari petunjuk.

Di dalam kitab itu, sebagian nasihat agung sang imam ditulis dengan begitu baik. Banyak sekali nasehat tulus yang sukses bikin jiwa terguncang, mata menangis haru, serta ijiwa bergolak semangat sesudah membacanya. Banyak panduan yang sejatinya begitu dekat, bahkan juga ada didalam diri, tetapi tak diakui lantaran karat dosa serta hijab kesalahan yang semakin tidak tipis seiring berjalannya waktu.

“Jangan menganggap remeh tiap-tiap dosa. Jangan sampai mengungkapkan satu rahasia. Jangan pernah menyingkap aib. Jangan pernah berencana berbuat dosa. Jangan terus-menerus lakukan dosa kecil. ”

Coba baca nasihat ini dengan menyebutkan nama Allah Ta’ala. Bismillahi ar-Rahman ar-Rahim. Baca dengan cermat, lantas pantulkan kedalam hati kita. Atas lima kalimat ‘jangan’ itu, berapa yang telah kita langgar? Atas lima larangan yang dasarnya al-Qur’an serta hadits ini, berapa kali telah kita remehkan bahkan juga ada diantara kita yang berlangganan melanggarnya?

Begitu banyak dosa yang kita lakukan, namun aksi menyepelekan dosa jauh semakin banyak, bahkan juga akan tidak pernah dapat kita kalkulasi. Serta, menyepelekan dosa itu tambah lebih berdosa dari perbuatan dosanya sendiri.

Berapa banyak rahasia serta aib orang lain yang di ketahui, lalu kita dengan sangat gampang mengumbarnya pada siapa yang kita kenal dengan bumbu ‘jangan kisahkan pada orang lain’, padahal kita telah menyampaikan kalimat itu pada banyak orang.

Belum lagi dosa-dosa yang senantiasa kita anggap kecil sampai tak diakui. Padahal, dosa kecil yang terus menerus dikerjakan sudah pasti beralih jadi dosa besar, bahkan begitu besar.

http://www.berita-internet.com/2016/04/luar-biasa-nasihat-sufi-yang.html

Kamis, 31 Maret 2016

PERPISAHAN TERAKHIR


Usia lima puluh tahun telah dilalui oleh wanita salehah ini. Dia dikenal sebagai pendidik yang agung, suka bersedekah, dan berakhlak mulia. Inilah kesaksian dari orang-orang dekatnya. Dia adalah seorang wanita yang dan tidak bisa berbicara.
Suami dan keluarganya sudah terbiasa dengan keadaan ini. Mereka beriman dengan ketentuan Allah SWT dan hanya bisa mengambil hikmah yang terkandung di dalamnya. Dia-lah yang mengatur segalanya dan memiliki ketentuan dan kekuasaan atas apapun. Demikianlah seharusnya seorang muslim menyikapi ketentuan, takdir, dengan cobaan yang diberikan oleh Allah SWT.
Pada suatu malam, dia shalat tidak seperti biasanya. Dia bangun lebih pagi beberapa jam sebelum fajar. Setelah itu, suaminya terbangun, karena mendengar suara atas izin Allah SWT. Tiba-tiba wanita itu bisa berbicara dengan suara yang bisa didengar, dan lisannya bisa mengucapkan kata-kata.
“Oh Tuhan, apa yang telah terjadi. Lima puluh tahun dia membisu, ternyata sekarang dia berbicara.” Ya, dia berbicara mengucapkan dua kalimat syahadat secara fasih dan jelas. Dia terlihat tunduk dan khusyu’ menghadap Tuhan-nya dengan memanjatkan doa-doa yang terdengar secara jelas.
Setelah wanita itu tampak menyelesaikan shalatnya, suaminya menunggunya dan ingin bertanya tentang apa yang telah terjadi. Namun sayang, takdir Allah telah mendahuluinya. Persis setelah selesai shalat, Malaikat langsung mencabut rohnya, dalam keadaan dia masih duduk dan belum beranjak meninggalkan sajadahnya. Dia telah mengakhiri hidupnya dengan kalimat tauhid dan doa. Adakah penutupan ajal yang baik seperti yang saya kisahkan ini? Semoga kita juga mendapatkan karunia husnul khatimah.
(Dikutip dari buku KESAKSIAN PEMANDI JENAZAH: KISAH-KISAH NYATA HUSNUL KHATIMAH DAN SU'UL KHATIMAH, terbitan Pustaka Al- Fadhilah, hal. 63-64, dapatkan kisah2 nyata lainnya hanya di buku ini. Pemesanan, SMS: 087885797250) atau dapat di toko buku terdekat di kota Anda!