Kamis, 17 Maret 2011

Renungan Kasih Suami Tulus Pada Istri dan Keluarga

Dilihat dari usia beliau sudah tidak muda lagi, usia yang sudah senja bahkan sudah mendekati malam. Masa Pak Suyatno, 58 tahun ke sehariannya diisi dengan merawat isterinya yang sakit. isterinya juga sudah tua. Mereka berkahwin sudah lebih 32 tahun
Mereka dikurniakan 4 orang anak. Disinilah awal cubaan menerpa, setelah isterinya melahirkan anak ke empat. Tiba-tiba kakinya lumpuh dan tidak boleh digerakkan. Hal itu terjadi selama dua tahun.
Menginjak tahun ke tiga seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang lidahnya pun sudah tidak mampu digerakkan lagi.
Setiap hari Pak Suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapkan, dan mengangkat isterinya ke atas tempat tidur. Sebelum berangkat ke tempat kerja dia meletakkan isterinya di hadapan TV supaya isterinya tidak berasa kesunyian.
Walau isterinya tidak dapat bercakap, tapi dia selalu melihat isterinya tersenyum, dan Pak Suyatno masih berasa beruntung kerana tempat kerjanya tidak begitu jauh dari rumahnya, sehingga siang hari dia boleh pulang ke rumah untuk menyuapi isterinya makan. Petangnya dia pulang memandikan isterinya, mengganti pakaian, dan selepas maghrib dia temankan isterinya menonton TV sambil bercerita apa sahaja yang dia alami seharian.
Walaupun isterinya hanya mampu memandang (tidak mampu memberikan respon), Pak Suyatno sudah cukup senang bahkan dia selalu menggoda dan bergurau dengan isterinya setiap kali menjelang tidur.
Rutin ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25 tahun. Dengan sabar dia merawat isterinya bahkan sambil membesarkan ke empat buah hati mereka, sekarang anak-anak mereka sudah dewasa tinggal si bongsu yang masih kuliah. Pada suatu hari ke empat anak Suyatno berkumpul di rumah orang tua mereka sambil menjenguk ibunya. Kerana setelah menikah mereka tinggal dengan keluarga masing-masing.
Dan Pak Suyatno tetap merawat ibu kepada anak-anaknya, dan yang dia inginkan hanya satu: semua anaknya berjaya.
Dengan kalimat yang cukup hati-hati anak yang sulung berkata : “Pak kami ingin sekali merawat ibu… Semenjak kami kecil kami melihat bapak merawat ibu dan tidak ada sedikit pun keluhan keluar dari bibir bapak, bahkan bapak tidak izinkan kami menjaga ibu.”
Dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata-katanya…
“Sudah yang kali keempat kami mengizinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibupun akan mengizinkannya. Bila bapak akan menikmati masa tua bapak dengan berkorban seperti ini… Kami sudah tidak sampai hati melihat bapak begini… Kami berjanji akan merawat ibu dengan sebaik-baiknya secara bergantian,” ujar anaknya yang sulung merayu.
Pak Suyatno menjawab hal yang sama sekali tidak diduga oleh anak-anaknya.
“Anak-anakku… Jikalau hidup di dunia ini hanya untuk nafsu, mungkin bapak akan berkahwin lagi. Tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian di sampingku, itu sudah lebih dari cukup. Dia telah melahirkan kalian…” Sejenak kerongkongannya tersekat… “Kalian yang selalu kurindukan hadir di dunia ini dengan penuh cinta yang tidak dapat dinilai dengan apapun. Cuba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaannya seperti ini?”
“Kalian menginginkan bapak bahagia… Apakah batin bapak dapat bahagia meninggalkan ibumu dalam keadaannya seperti sekarang?”
“Kalian menginginkan bapak yang masih diberi Allah kesihatan yang baik dirawat oleh orang lain… Bagaimana dengan ibumu yang masih sakit?”
Sejenak meledaklah tangis anak-anak Pak Suyatno… Merekapun melihat butiran-butiran kecil jatuh di pelupuk mata ibunya… Dengan pilu ditatapnya mata suami yang sangat dicintainya itu…
Sampailah akhirnya Pak Suyatno diundang oleh salah satu stesen TV swasta untuk menjadi panel jemputan acara Bimbingan Rohani Selepas subuh dan juru acara pun mengajukan pertanyaan kepada Pak Suyatno…
“Kenapa bapak mampu bertahan selama 25 tahun merawat Isteri yang sudah tidak mampu berbuat apa-apa?”
Ketika itu Pak Suyatno pun menangis… Tamu yang hadir di studio yang kebanyakan kaum ibu pun tidak mampu menahan haru…
Disitulah Pak Suyatno bercerita… “Jika manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta tapi dia tidak mencintai kerana Allah maka semuanya akan luntur…”
“Saya memilih isteri saya menjadi pendamping hidup saya… Sewaktu dia sihat diapun dengan sabar merawat saya… Mencintai saya dengan sepenuh hati zahir dan batinnya bukan dengan mata kepala semata-mata… Dan dia memberi saya 4 orang anak yang lucu dan baik-baik…”
“Sekarang dia sakit berkorban untuk saya kerana Allah… Dan itu merupakan ujian bagi saya.”
“Sihat pun belum tentu saya mencari penggantinya… Aapalagi dia sakit… Setiap malam saya bersujud dan menangis dan saya mengadu kepada Allah di atas sajadah supaya meringankan penderitaan isteri saya.”
“Dan saya yakin hanya kepada Allah tempat saya mengadukan rahsia dan segala kesukaran saya… kerana DIA maha Mendengar…”
Kisah Cinta ini telah dikirimkan oleh saudara Abd Rahman melalui email.
Mr Teddy: Diharapkan kita dapat mengambil pedoman dan teladan daripada kisah ini. :)

Rabu, 16 Maret 2011

Menuju Pribadi Muslim Sejati yang Bertaqwa

Rumah adalah tempat berteduh bagi setiap individu dalam keluarga dari kesibukan di luar. Di dalamnya menjanjikan sejuta kedamaian dan kasih sayang yang harmonis. Islam sebagai dien sempurna yang mengatur bagaimana mewujudkan kebahagiaan ini, menciptakan rumah sebagaimana slogan “Baiti Jannati’ [Rumahku, Surgaku]. Rumah yang didalamnya ditemukan kedamaian, kasih sayang dan rahmat dari Illahi, laksana sebuah surga di dunia.
Ada 10 hal penting yang harus dijadikan panduan dalam menata rumah islami, sebagai berikut.
1. Kebersihan dan Kesucian
Menjaga kebersihan dan kesucian bagi seorang muslim mempunyai nilai tambah, yaitu sebagai hukum syar’i. Karena itu hendaklah seorang muslim harus selalu berada dalam keadaan bersih dan suci, badan, pakaian maupun tempat tinggalnya, yang juga merupakan syarat makbulnya ibadah, khususnya shalat. Misalnya ketika seorang muslim membersihkan najis, maka ia bukan saja membersihkan kotoran secara lahiriyah saja, tetapi juga secara maknawiyah. Untuk itulah setiap jenis kotoran yang tergolong najis mempunyai cara-cara tersendiri dalam membersihkan serta mensucikannya.
2. Mengatur dan menata interior rumah sehingga menjadi indah dan enak dipandang.
“Allah itu indah dan menyukai keindahan’. Hendaknya setiap muslim menyadari hal ini, terutama keindahan rumahnya. Menggunakan pakaian yang rapi dan bersih sesuai dengan situasi dan kondisi, perabot rumah tangga yang teratur rapi pada tempatnya, ruangan yang ditata sesuai dengan fungsi dan kondisi, misalnya sebuah pigura Baitul Haram sepantasnya diletakkan di dinding ruang tamu dan bukan di dapur.
3. Adab merendahkan suara, menjaga rahasia dan tidak membuat gaduh.
Imam Hasan Al Banna mengatakan dalam wasiatnya, “Jangan keraskan suaramu melebihi kebutuhan si pendengar, karena hal yang demikian itu adalah perbuatan bodoh dan mengganggu orang lain.’ Suara keras dalam berbantah-bantahan, gelak tawa terbahak-bahak, suara lengkingan wanita maupun radio atau televisi yang kuat merupakan hal-hal yang sangat sensitif dan dapat memicu perselisihan. Hal tersebut bukanlah etika dalam Islam.
Dalam rumah islami, tentu penghuninya akan selalu berusaha menerapkan etika-etika islami dalam bermuamalah dengan sesama anggotanya dan tetangga lainnya, menjaga kesopanan dalam berbicara, menghormati hak-hak orang lain dan menjaga rahasia yang ada dalam rumah tangganya.
4. Mengatur hal-hal yang berkaitan dengan ilmu dan ibadah.
Hal yang penting dan utama adalah ilmu-ilmu wajib yang dibutuhkan seperti masalah ibadah, menunaikan amalan fardu [wajib] dan juga amal-amal sunnah serta islami dengan cara mengadakan perpustakaan rumah , ibadah khususnya shalat, puasa, tilawah Qur’an, dzikrullah [mengingat Allah] dan do’a. Semua anggota keluarga harus saling bahu-membahu dalam merealisasikan hal-hal ini. Peran tausiah [saling
menasehati] sangat penting dalam menjaga kelangsunagn terlaksananya amalan tersebut.
5. Bersikap sederhana dana makan, minum dan gaya hidup.
Seorang muslim mempunyai tanggung jawab terhadap diri dan keluarganya. Ia dituntut untuk senantiasa menyeleksi makanan dan minuman yang dibawa ke rumah, serta memperhatikan kualitas serta kuantitasnya. Menumpuk-numpuk pakaian dan barang yang tidak berguna merupakan pemborosan. Untuk itu setiap kebutuhan yang akan dibeli hendaknya diperhitungkan dulu kepentingan dan manfaatnya.
6. Menjalin hubungan baik dan adab bergaul.
Di dalam rumah yang islami harus diterapkan adab pergaulan yang islami pula. Adab terhadap orang tua adalah menghormatinya, taat kepada keduanya, berbuat baik dan menistimewakan keduanya. Juga suami istri yang bermuamalah dengan baik dan memberikan contoh tauladan kepada anak-anaknya. Manjalin silaturahim dengan karib kerabat dan keluarga jauh. Membiasakan anak-anak menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda, serta adab-adab baik lainnya.
7. Memperhatikan kesehatan dan olah raga.
“Ada dua kenikmatan yang dilupakan oleh kebanyakan orang, kesehatan dan waktu luang’ [HR. Bukhari].
Islam sangat memperhatikan kesehatan. Dalam hadits lain masalah pentingnya kesehatan dan kekuatan banyak disinggung. Tetapi dalam prakteknya kaum muslimin banyak yang mengabaikan masalah ini. Perhatikanlah masalah kebersihan, udara yang masuk ke dalam rumah, ventilasi, tata ruang serta kerapihan rumah. Hendaknya tiap anggota keluarga dibiasakan untuk berolah raga, jalan kaki atau lari di pagi hari, atau apa pun bentuknya. Alangkah baiknya jika program olah raga tersebut dibarengi dengan dzikrullah dan doa.
8. Melindungi rumah dan anggota keluarga dari akhlak, perilaku yang menyimpang serta menjauhkan mereka dari hal-hal yang haram, makruh dan membahayakan.
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa ang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. [QS. 66:6]
Seorang muslim selamanya akan selalu aktif melaksanakan tuntutan agama. Begitu pula terhadap keluarganya, dan berusaha untuk menjauhkan diri dan keluarganya dari hal-hal yang dilarang oleh agama. Kaum muslimin sudah biasa memandang apa yang ada di dalam rumah sebagai aurat yang harus dijaga. Perlu diperhatikan, bahwa ada sebagian pakaian kita yang tidak layak untuk dilihat orang kain, karena hal tersebut akan mengganggu perasaan, tidak enak dan sebagainya. Jangan sampai ada pakaian dalam yang tergeletak sembarangan. Perilaku dan kata-kata yang tidak baik jangan sampai dipraktekkan oleh anggota keluarga.
Hal yang harus dijaga adalah aurat, jangan sampai menampakkan aurat di hadapan orang lain, sekalipun anak kecil. Kemudian interior rumah yangan sampai ada hal-hal yang dilaknat Allah seperti patung atau pun jenis lainnya. Juga hal yang perlu dihindarkan adap-apa yang termasuk kategori “lagho’, makruh dan haram. Seperti kebanyakan acara-acara televisi, radio atau acara lain yang tidak berfaedah, dan membuang waktu.
Anak-anak pun harus senantiasa dijaga gerak-geriknya dari hal-hal yang buruk dan membahayakan, seperti obat-obatan dan benda-benda tajam serta barang pecah belah.
9. Berbuat baik kepada tetangga, menghormati tamu dan bersilaturahim.
Menghormati tamu merupakan salah satu kewajiban bagi seorang muslim. Diantara adab islami bagi orang yang bertamu adalah tidak memberatkan orang yang dikunjungi agar dia menjamu kita sebagai tamu. Seorang muslim harus senantiasa menyiapkan dirinya, rumah dan kaluarganya untuk menerima tamu dan menghormatinya.
Sedangkan adab terhadap tetangga ialah memenuhi hak-hak mereka pada peristiwa-peristiwa tertentu, seperti kegembiraan dan kesedihan, menjaga anak-anak jangan sampai berkelahi dengan anak tetangga dan menghindari kebisingan atau sesuatu yang menyulitkan mereka.
10. Menjaga adab masuk dan keluar rumah.
Hal pertama yang harus diperhatikan seorang muslim dan muslimah dalam keluar dan masuk rumahnya adalah sunnah yang berkaitan dengan masalah tersebut, kaki mana yang harus didahulukan dan memberi salam pada penghuninya.
Sebelum keluar rumah hendaklah menentukan niat, arah tujuan dan mengoraksi diri serta memeriksa barang bawaan. Terutama kaum wanita muslimah bila hendak keluar rumah hendaknya tidak tercium bau wangi-wangian yang dapat memancing laki-laki lain, selalu merapikan dan memelihara hijabnya dan menutup aurat dengan baik jangan sampai salah pakai atau terpiup angin.

Mempertahankan Keutuhan Keluarga

Posted by Farid Ma'ruf pada Maret 6, 2011
Oleh : Zulia Ilmawati , S.Psi.
baitijannati – Keluarga sakinah adalah keluarga dengan enam kebahagiaan yang terlahir dari usaha keras pasangan suami isteri dalam memenuhi semua  hak dan kewajiban, baik  kewajiban perorangan maupun kewajiban bersama. Teramat jelas bagaimana Allah dan RasulNya menuntun kita untuk mencapai tiap kebahagiaan itu. Enam kebahagiaan yang dimaksud adalah Kebahagiaan Finansial, seksual, intelektual, moral, spiritual dan idiologis. Mana dari enam kebahagiaan itu yang utama? Tergantung pada persepsi atau kerangka pandang dan pemahaman pasangan suami isteri. Keluarga Rasulullah dibangun  dalam kerangka perjuangan. Inilah keluarga teladan dengan kebahagiaan ideologis. Tapi berdasarkan riwayat-riwayat yang sangat jelas, Rasul juga mampu menciptakan bagi keluarganya kebahagiaan intelektual, kebahagiaan moral, spiritual, bahkan pula termasuk kebahagiaan seksual. Secara finansial, Rasul memang hidup dalam kesahajaan. Tapi siapa sangka mereka juga ternyata merasakan kebahagiaan finansial. Karena kebahagiaan yang terakhir ini tidak ditentukan oleh jumlah harta yang dimiliki, tapi oleh perasaan qanaah (perasaan cukup) atas rizki yang Allah karuniakan. Ketika kebahagiaan itu tidak dirasakan akibat fungsi keluarga tidak berjalan utuh yang dipicu oleh ketimpangan dalam pemenuhan hak dan kewajiban, maka akan timbul masalah.
Islam mengajarkan prinsip adil dalam membina keluarga. Adil berarti meletakkan   fungsi-fungsi keluarga secara memadai. Islam meletakkan fungsi keagamaan (ibadah dan amal shaleh) sebagai fungsi paling utama keluarga. Bersumber dari fungsi keagamaan inilah, keluarga menghidupkan fungsi reproduksi, edukasi, melindungi dan kasih sayang. Fungsi ekonomi, sosial dan rekreatif akan tumbuh sendiri bila fungsi-fungsi yang disebut sebelumnya dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.  Maka, setiap keluarga muslim adalah masjid yang memberikan  pengalaman beragama bagi anggota-anggotanya; sebuah madrasah yang mengajarkan norma-norma Islam; sebuah benteng yang melindungi anggota keluarga dari berbagai gangguan (fisik dan non fisik), sebuah rumah sakit yang memelihara dan merawat kesehatan fisik dan psikologis anggota keluarga;  keluarga juga bagaikan sebuah kompi dalam hizbullah yang turut serta dalam perjuangan menegakkan risalah Islam. Dari kompi ini pula dilahirkan kader-kader pejuang  Islam.
Rasanya tidak ada sebuah keluarga yang tidak menginginkan pernikahannya langgeng dan sakinah mawadah wa rahmah. Namun kehidupan dalam pernikahan tidaklah selalu seindah yang diharapkan. Tidak mudah memang menyatukan dua orang pribadi yang berbeda, berasal dari latar belakang yang berbeda, yang memiliki kebiasaan, karakter, keinginan, yang berbeda pula. Konflik menjadi suatu hal yang mudah terjadi dan jika hal tersebut tidak mampu diatasi dengan bijaksana maka bukan tidak mungkin akan  membawa pernikahan  kepada perceraian. Karenanya sangatlah penting bagi para pasangan yang akan menikah untuk mempersiapkan pernikahannya dengan baik sehingga dapat mengantisipasi badai yang akan menerpa dan pada saat hal tersebut terjadi dapat diatasi dengan baik.
Kesabaran merupakan langkah utama ketika mulai muncul perselisihan dalam keluarga. Islam memerintahkan kepada suami isteri agar bergaul dengan cara yang baik, serta mendorong mereka untuk bersabar dengan keadaan masing-masing pasangan. Karena boleh jadi di dalamnya terdapat kebaikan-kebaikan.
“Bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian, bila kamu tidak menyukai mereka (maka bersabarlah). Karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak (QS. An-Nisa : 19)
Kedua, sangat penting menjaga pintu dialog. Dialog dimaksudkan untuk menghilangkan hambatan-hambatan psikis. Kadang masalah muncul bukan karena tidak ada kecocokan pada kedua belah pihak, melainkan karena sangat kurangnya kesempatan bagi keduanya untuk berbincang-bincang. Boleh jadi hanya dengan dialog persoalan yang kelihatannya sulit akan mampu dipecahkan. Di sinilah dibutuhkan komunikasi yang baik antar suami isteri.Untuk membangun komunikasi yang baik, pasangan harus menyadari bahwa mereka merupakan dua pribadi yang unik dan berbeda. Pasangan tidak akan pernah bisa membangun sebuah kesamaan tanpa menyadari atau mengenali perbedaan yang ada. Mereka mungkin menyadari bahwa mereka berbeda namun tidak tahu bagaimana cara menjembatani perbedaan yang ada dengan bijaksana sehingga konflikpun tak bisa dihindarkan lagi.
Jika konflik antara suami istri memang sudah tidak mampu diatasi berdua, sementara keadaan semakin runcing, maka kehadiran pihak ketiga sebagai penengah sangat diperlukan.
“Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluargaperempuan.. Jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami isteri itu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal (QS. An-Nisa:35) (www.baitijannati.wordpress.com)
Sumber : http://www.facebook.com/notes/zulia-ilmawati/mempertahankan-keutuhan-keluarga/157226784335760

Jumat, 04 Maret 2011

Cara Mudah Partisi Windows 7

Oleh: Firdaus Sani
Kamis, 17 Desember 2009 | 20:32 WIB
Jakarta, LaptopCentro – Setelah mencoba beberapa aplikasi untuk membuat partisi baru pada Windows 7 di notebook Sony VAIO, akhirnya saya mendapakan satu kesimpulan bahwa lebih enak pakai Disk Management bawaan laptopnya ketimbang pake aplikasi semisal Partition Magic atau Easus Partition. Malahan untuk kedua aplikasi tersebut tidak bisa di-install di Windows 7 (kayanya gak kompatibel deh…). Nah, berikut saya beri sedikit informasi tentang langkah2 mudah partisi Windows 7:

1. Klik ‘START, dan tuliskan “disk management’’ (seperti pada gambar di bawah).

2. Lalu klik pada tulisan ‘create and format hard disk partitions’ (seperti pada gambar di bawah).

3. Lalu muncul jendela “Disk Management’ (lihat gambar di bawah).

4. Lanjutkan dengan klik kanan pada Local Disk (C: ) dan pilih ‘Shrink Volume…’ (lihat gambar di bawah).

5. Kemudian silahkan atur berapa besar ukuran partisi pada drive yang akan kita buat.

Penting:
- ‘Enter the amount of space to shrink in MB’ adalah partisi baru. Silahkan masukkan besar ukuran partisi.
- ‘Total size after shrink in MB’ adalah sisa ukuran partisi di drive (C: )
- Terkadang ada yang bisa diatur besar partisinya dan ada juga yang tidak bisa diatur.
- Untuk ukuran partisi yang tidak bisa diatur oleh kita sebaiknya diamkan saja.
Setelah itu tekan ‘Shrink’ (lihat gambar di atas).
6. Setelah di Shrink akan muncul partisi baru yang masih kosong berwarna hitam (lihat gambar di bawah).

7. Lalu klik kanan pada partisi kosong itu dan pilih ‘New Simple Volume’ (lihat gambar di bawah).

8. Lalu ‘next’

9. ‘Next’

10. Daripada bingung, langsung ‘Next’ az..

11. Gak usah diapa-apain, ‘next’ az langsung!

12. ‘Finish’

13. Lalu akan muncul partisi yang sudah jadi dengan warna biru

Silahkan ganti nama partisi baru tersebut 
Gampang khaaaaannn……???
Selamat mencoba! [fs]