Rabu, 29 April 2015

Memang Hanya untuk Orang-Orang Yang Dipanggil dan Terpanggil Dapat Memenuhi Undangan NYA

COPAS dari : http://eddiwahyudi.com/2012/04/15/memang-hanya-untuk-orang-orang-yang-dipanggil-dan-terpanggil-dapat-memenuhi-undangan-nya-catatan-perjalan-umroh-bersama-istri-tercinta/#comment-2538

 
Cerita perjalanan ibadah umrah ku bersama istri tercinta dan 4 saudara yang dibimbing oleh ustad Dr. Andian Parlindungan. Diceritakan pula rute perjalanan umum, tempat-tempat ibadah, tempat-tempat makbul untuk berdoa dan ziarah tempat-tempat bersejarah berserta doa-doa selama melaksanakan ibadah umrah.
Subhanallah, sampai detik ini ribuan orang silih berganti berbondong-bondong memasuki kota suci umat Islam yaitu Mekkah dan Madinah. Bahkan pesawat-pesawat yang membawa para jamaah umrah dari indonesia hampir tiap hari silih berganti melakukan penerbangan dari Jakarta ke Jeddah bahkan ada yang sampai 2 kali sehari, itu pun dalam kondisi full seat. Subhanallah, begitu antusiasnya masyarakat Indonesia berziarah ke kedua kota suci itu. Padahal kita tahu bahwa ibadah ini sifatnya sunnah bagi yang mampu saja, bahkan sekarang ada metode yang dikembangkan untuk dapat memberangkatkan orang hanya dengan membayar DP sangat murah ditambah menjual paket perjalanannya. Sampai-sampai ada pula yang memaksakan diri harus berhutang untuk bisa pergi kesana.
Namun selalu saja terpercik dalam pikiran saya, mengapa kondisi ini berbanding terbalik dengan prilaku masyarakat yang berkembang di tanah air. Prilaku anarkis, mau memang sendiri, merasa benar sendiri dan prilaku-prilaku negatif lainnya yang tidak pernah terbayangkan bisa terjadi ketika kita berada di dua kota suci itu seakan hilang sirna setelah kembali ke tanah air. Hanya segelintir orang saja yang benar-benar bisa pararel antara prilaku sewaktu masih di tanah suci dengan prilaku sekembalinya dari tanah air.
Bagaimana ini bisa terjadi ? Apakah ibadah umroh dianggap hanya sebagai liburan jalan-jalan biasa yang dikemas dalam bentuk ibadah ? Sehingga pemaknaan ibadah menjadi begitu mudahnya lenyap setalah keluar dari kedua kota suci itu ? Rasanya semestinya tidak demikian, apa pun ceritanya ibadah umroh begitu sakralnya. Bahkan tidak setiap orang meskipun dia mampu dapat sampai kesana. Perlu kita ketahui bahwa syarat umrah adalah:
  • Islam,
  • Baligh (dewasa),
  • Berakal sehat (tidak terganggu fikirannya),
  • Merdeka (bukan budak belian),
  • Istitho’ah (mampu).
Allah selalu memanggil kita, kemudian kita menjawabnya…”Labbaik Allahumma Labbaik”, artinya adalah kami memenuhi dan akan melaksanakan perintah-Mu ya Allah… “Labbaika la syarika laka labbaik”, artinya tiada sekutu bagi-Mu dan kami insya Allah memenuhi panggilan-Mu….”Inna al hamda wa an ni’mata laka wa al mulka la syarika laka”, artinya sesungguhnya segala pujian, nikmat dan begitu juga kerajaan adalah milik-Mu dan tidak ada sekutu bagi-Mu. Bererapa hadits keutamaan Umrah yang saya ambil dari beberapa sumber:
  • Diantara umroh dengan umroh menjadi penghapus dosa antara keduanya dan haji yg mabrur ganjarannya adalah syurga (HR. Al Bukhari),
  • Lakukan haji dan umroh beriringan karena keduannya menghapuskan kemiskinan dan dosa seperti hilangnya karat dari besi, emas dan perak (HR. At Tirmidzi),
  • Doa orang yang berperang fisabilillah, orang yg berhaji, orang yg ber umroh adalah duta-duta Alloh, doa mereka dikabulkan, permohonan mereka diluluskan (HR. Ibnu Majah),
Ibadah umrah tentunya akan dilaksanakan di Masjidil Haram yang berada di kota suci Makkah. Waktu pelaksanaannya pada umumnya ba’da subuh atau ba’da Isya. Ibadah umrah dibagi menjadi dua ada yang bersifat sunah  yang bisa dilaksanakan kapan saja, adapula yang bersifat wajib merupakan satu paket dengan badah haji. Kata umrah sendiri berasal dari akar kata ‘umr yang berarti usia. Maknanya adalah:
  • Menetapkan tujuan artinya bahwa usia harus memiliki tujuan. Disebutkan dalam QS 23:115 yang artinya “Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami ?
  • Berziarah artinya bahwa umur yang kita jalani ini hakikatnya adalah satu kunjungan ke muka bumi, dan merupakan tempat transit sebelum ke akherat,
  • Meramaikan artinya bahwa usia yg sedang kita jalani kakekatnya adalah kesempatan untuk turut memakmurkan bumi  dengan kebaikan. Disebutkan dalam QS 11:61 yang artinya “Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata: Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (do’a hamba-Nya).”
Sehingga secara garis besar ibadah umroh dapat dimaknai bahwa dalam menjalani usia yang telah dituliskan Allah dalam lauh Mahfudz Nya kita perlu menetapkan tujuan hidup, kemudian singgah berziarah di muka bumi Allah, dan kemudian diwajibkan untuk meramaikan atau memakmurkannya.
Allah sudah menyebarluaskan undangan ini kepada seluruh umat manusia, namun hanya sebagian saja yang merasa terpanggil. Meskipun dari segi finansial kemampuan untuk kesana sudah ada, undangan pun sudah ada, namun kemauan untuk berangkat belum tentu ada. Padahal untuk berada disana tidak perlu menggunakan pakaian yang mewah hanya sederhana saja menggunakan 2 helai kain tanpa dijahit. Berbeda dengan undangan-undangan kawinan, dimana kita mesti menyiapkan segala sesuatunya dengan baik dan rapi.
Yaa Robb hambamu ini benar-benar sudah berada jauh dari frekuensimu. Saya pun merasakan hal yang sama. Meskipun akhirnya saya sadari bahwa jika Allah sudah memberi undangan, kemudian kita menjawabnya dan pada saat itu kita berada pada frekuensi yang sama maka Insya Allah segala rintangan dan hambatan terasa mudah dilalui dan pasti ada saja jalannya.
Ceritanya saya dan istri tercinta tahun ini mendapat kesempatan hadir memenuhi undangan Allah di dua kota sucinya, Subhanallah senang rasanya setelah hampir 7 tahun lalu sejak pertama kali ku kunjungi baru tahun 2012 ini diberi kesempatan lagi untuk berkunjung dalam suasana yang berbeda. Kali ini kami menggunakan sebuah travel perjalanan yang bernama Kindai dibimbing oleh ustad kami yaitu Dr. Andian Parlindungan. Tak lupa sebelum berangkat di rumah kami mulai berdoa:
Bismillahahi aamantu billaahi tawakaltu ‘alallaahi laa haula walaaquawwata illaa billaahil ‘aliyyil Aziim
Artinya: Dengan nama Alloh aku beriman kpd Alloh berserah diri kepada Nya, tidak ada daya utk mendapatkan manfaat dan tidak ada kekuatan utk menolak kejahatan kecuali dengan pertolongan dari Alloh yg Maha Luhur lagi Maha Agung.
Kemudian setelah di atas kendaraan berdoalah:
Bismillaahi majraahaa wamursaahaa inna rabbiilagafuururrahiim, wamaa qadarullaaha haqqa qadrihii walardujamii’an qabdatuhuu yaumal qiyaamati wassamaawaatu  matwiyyaatun biyamiinihii subbhaanahu wata’aalaa ‘ammaa yusrikuun
Artinya: Dengan nama Allah diwaktu berangkat dan berlabuhnya, sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yg semestinya, padahal bumi seluruhnya dalam genggaman Nya pada hari kiamat, dan langit digulung dengan kekuasaan Nya. Maha Suci Allah dan maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.
Setelah itu ketika kendaraan mulai bergerak jangan lupa untuk berdoa:
BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIM. ALLAAHU AKBAR, ALLAAHU AKBAR, ALLAAHU AKBAR. SUBHAANALLADZII SAKHKHARA LANAA HAADZAA WAMAA KUNNAA LAHUU MUQRINIIN. WA INNAA ILAA RABBINAA LAMUNQALIBUUN. ALLAAHUMMA INNAA NAS ALUKA FIl SAFARINAA HAADZA, ALBIRRA WATTAQWAA, WAMINAL ‘AMALI MAA TARDHO. ALLAAHUMMA HAWWIN ‘ALAINAA SAFARANAA HAADZAA WATHWI ANNAA BU’DAH. ALLAAHUMMA ANTAS SHAAHIBU FISSAFARI WAL KHALIIFATU FIL AHLI. ALLAAHUMMA INNII A’UUDZUBIKA MIN WATSAAIS SAFARI WAKA ‘AABATIL MANZHORI ‘WASUU ILMUNQALABI FIL MAALI WAL AHLI
Artinya: Dengan memohon pertolongan Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Maha Suci Allah yang menganugerahi kami kemampuan memanfaatkan (kendaraan) ini, sedang kami sendiri (tanpa pertolonganNya) tidak mampu menguasainya. Sesungguhnya hanya kepada Tuhan kita, kita pasti akan kembali. Ya Allah, kami bermohon kepada-Mu, anugerahilah kami dalam perjalanan ini, kebajikan dan ketaqwaan, serta usaha yang Engkau ridhai Ya Allah, mudahkanlah perjalanan ini bagi kami dan perpendeklah jaraknya. Ya Allah, Engkaulah teman dalam perjalanan, dan Engkau pula Pelindung bagi keluarga. Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari kesulitan perjalanan, kesuraman pandangan, serta bencana menyangkut harta dan keluarga.
Kami berangkat pada hari Jum’at 23 April sore hari menggunakan pesawat Saudi Arabia Boeng 747 dengan kapasitas 480 penumpang yang Subhanallah full booked oleh 99% orang Indonesia. Dan hebatnya lagi pesawat ini sampai melakukan penerbangan 2 kali sehari ke Indonesia. Rute perjalanan kami rencananya adalah Jakarta-Jeddah-Madinah-Mekkah-Jeddah-Jakarta yang akan diselesaikan selama 9 hari.
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa pada umumnya rute perjalanan umroh setibanya di bandara King Abdul Aziz Jeddah sekitar jam 10 malam hari waktu Jeddah, kalau tidak menggunakan rute 1-2-3, 3-2-3 atau 3-2-1. Kali ini rute yang akan kami lalui adalah 1-2-3 (Jeddah, Madina dan Mekkah).
Bandara King Abdul Aziz Jeddah yang saya temui saat ini sudah jauh berbeda dengan 7 tahun lalu (tahun 2005). Bandara ini sudah jauh lebih moderen dan rapi. Proses antrian untuk penyelesaian passport dan loading barang juga sudah berjalan dengan rapi, tertib dan tidak membutuhkan waktu lama. Mungkin juga suasana umroh sangat berbeda dengan haji yang jumlah frekuensi penerbangannya pun tentu jauh lebih padat.
Setelah melalui proses imigrasi, para jamaah menuju ke tempat pemberhentian bus yang berada tidak jauh dari bandara. Di terminal ini telah berjajar bus-bus besar yang akan membawa para jamaah menuju Madina atau Mekkah. Perjalanan darat dari Jeddah ke Madina akan ditempuh dalam waktu 6-7 jam, sehingga kami akan tiba di kota Madina sekitar pukul 6 keesokan harinya. Karena waktu tidak memungkinkan lagi untuk bisa mencapai kota Madinah sebelum subuh, maka kami terpaksa melaksanakan shalat subuh disalah satu masjid menjelang check point sebelum memasuki kota tempat hijrah Nabi tersebut.
Perjalanan di kota Madina
Sekitar pukul 07.00 kami memasuki kota Madina al Munawarah, kota suci kedua umat Islam tempat hijrah Rosulullah dimana beliau dimakamkan. Tak lupa ketika memasuki kota ini kamipun membaca doa:
Allahumma haadzaa haramu raasulika  faj’alhulii  wi qaayatan  minannari wa amaanatan minal ‘adzaabi wa suu il hisaab
Artinya: Ya Allah negeri ini adalah tanah haram Rosul Mu Muhammad, maka jadikanlah penjaga bagiku dari api neraka, aman dari siksa dan buruknya hisab.
Kami menginap di hotel Mubarok Al madina yang berjarak sekitar 150 meter dari masjid Nabawi. Subahanllah hotel ini begitu padatnya. Mungkin hanya di kota inilah ada hotel dengan ocupancy rate 100% disepanjang tahun, dengan pelayanan standar hotel berbintang 4 Arab Saudi yang tidak bisa dibandingkan dengan pelayanan hotel di negara kita. Karena apa pun ceritanya semua tamu harus ssabar dan bersyukur memperoleh tempat penginapan untuk beribadah. Karena memang pada dasarnya hotel hanyalah tempat untuk sekedar menginap bukan tempat tujuan utama. Jadi apa pun bentuknya kita harus bersabar dan bersyukur sudah diberi kesempatan oleh Nya untuk dapat hadir disana.
Tempat uujuan utama ketika berada di kota Madina adalah tentunya masjid Nabawi yang disebutkan dalam salah satu hadits bahwa bila sholat di sini pahalanya sama dengan 1.000 kali dibandingkan shalat di tempat lain. “Shalat di masjidku ini [Masjid Nabawi] lebih utama 1.000 kali dibanding shalat di masjid lainnya kecuali di Masjidil Haram dan shalat di Masjidil Haram lebih utama 100.000 kali shalat daripada masjid lainnya.” [HR Ahmad Ibnu Huzaimah dan Hakim] . Dan tentunya di dalam masjid tersebut terdapat makam Rosulullah dan tempat mustajab untuk berdoa yaitu Raudhoh. Tak heran maka dikedua lokasi masjid ini selalu dipenuhi oleh jamaah yang rela berdesak-desakan mengantri untuk memperoleh kesempatan berziarah dan beribadah di raudhoh.
Tempat-tempat bersejarah di kota Madina:
  • 1. Masjid Nabawi. 
Didirikan tahun 622 M atau tahun pertama hijriah, setelah Nabi hijrah dari Mekah ke Madinah. Pembangunan mihrab dilakukan setelah memindahkan arah kiblat dari Baitul Maqdis ke Masjidil Haram di Mekah tahun 2 H. Didalamnya terdapat Raudhah yaitu tempat yang paling makbul untuk berdoa, seperti sabda Rasulullah Saw, “Antara rumahku dengan mimbarku adalah Raudhah di antara taman-taman surga” (diriwayatkan 5 ahli hadits). Sebelum masuk masjid Nabawi sebaiknya membaca doa:
Allahumma shalli wasallaim ‘alaa syaidina Muhammadin wa’alaa aali syaidina Muhammadin. Waghfirlii dzunuubii waf tahlii abwaaba rahmatik“. Artinya: Ya Allah limpahkanlah rahmat dan kesejahteraan pada junjungan kami Nabi Muhammad Saw dan keluarganya.Ampunilah dosaku dan bukakanlah untukku pintu2 rahmat Mu.
Ketika berada di makam Rosul maka sampaikanlah salam:
Assalamu ‘alaika yaa Rosulullah wa rahmatullah wa barokatuh. Assalamu’alaika yaa Nabiyallah. Assalamu’alaika ya Habiballah“. Artinya: Salam Sejahtera atasmu wahai Rasulullah. Rahmat Allah dan berkah-Nya untukmu. Salam sejahtera atasmu wahai Nabiyullah. Salam sejahtera atasmu wahai Kekasih Allah.
Kemudian sampaikan salam di makam khalifah Abu Bakar;
Assalamu ‘alaika yaa khalififata rosuulillahi. “Assalamu ‘alaika yaashoohibu rosuuliillaahi fiil ard. “Assalamu ‘alaika yaa man ‘anfaqo malahu kullahu fii hubbillaahi wa hubbi rosuulili“. Artinya: Salam sejahtera padamu wahai khalifah Rasulullah, selamat sejahtera padamu wahai teman Rasulullah dalam gua, selamat sejahtera padamu wahai orang yg dermakan semua hartanya karena cinta kepada Allah dan rosul Nya. Semoga Allah membalas dengan sebaik-baiknya.
Dilanjutkan dengan sampaikan salam di makam Khalifah Umar:
“”Assalamu ‘alaika yaa muth hirol islaam. “Assalamu ‘alaika yaa faaruuq.” Artinya: Salam sejahtera padamu wahai penyebar islam. Salam sejahtera padamu wahai pemegang kebenaran. Semoga Allah melimpahkan rahmat Nya kepadamu.
Denah Masjid Nabawi dan sekitarnya:

  • Author by Imtiaz Ahmad M. Sc., M. Phil. (London), translated by Ir. H. Ismail Umar and Hj. Titie Wibipriatno,
  • Beberapa ahli sejarah telah menggambarkan ruangan dalam Masjid Nabi SAW. Misalnya Syaikh Dehlawi (958 H – 1052 H) telah menuliskan dengan detail ruangan berikut dalam bukunya “Sejarah Madinah”. Penomoran berikut sesuai dengan nomor pada denah Masjid yang terdapat pada akhir buku ini.
Keterangan:
  1. TIANG DUTA/UTUSAN: Nabi SAW menggunakan tempat ini untuk menemui para utusan yang datang. Beberapa Sahabat terkemuka duduk disekitar beliau selama pertemuan berlangsung.
  2. TIANG PENGAWAL: Menjadi tempat berdiri para pengawal Nabi SAW. Matori berkata, “Pintu rumah Aisyah RA berhadapan dengan tiang ini, dan Nabi SAW melalui pintu ini menuju ke Masjid Nabawi.”
  3. TIANG TEMPAT TIDUR: Abdullah bin Umar RA bercerita, “Nabi SAW menggunakan tempat ini sebagai tempat tidur beliau selama I’tikaf.
  4. TIANG ABU LUBABAH: Tertulis padanya. Seperti disebutkan dalam tafsir Ibnu Katsir, Nabi SAW bermaksud untuk menghukum bani Quraizzah (sebuah suku Yahudi) atas pengkhianatannya kepada Nabi SAW. Abu Lubabah RA ditunjuk sebagai penengah. Dia secara tidak sengaja membocorkan rahasia Nabi SAW kepada suku Yahudi itu. Abu Lubabah segera menyadari kesalahannya dan mengikat dirinya sendiri pada tiang ini, hingga Allah SWT menerima taubatnya. Setelah tujuh hari, Nabi SAW menerima wahyu mengenai diterimanya taubat Abu Lubabah dan melepaskan ikatanya dengan tangan beliau sendiri. Al Qur’an, Surat Al Anfal, Ayat 27 – 28 diwahyukan untuk meberikan kepada kita sebuah pelajaran. Yakni mengkhianati kepercayaan adalah sebuah kesalahan yang sangat fatal bagi para Sahabat Nabi SAW, sehingga mereka melakukan tindakan yang luar biasa untuk memperbaiki kesalahannya.
  5. TIANG AISYAH: Tabrani menyebutkan Aisyah RA meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda, “Ada tempat yang sangat penting di dalam Masjid Nabawi yang mulia, jika seorang mengetahuinya, mereka akan mengadakan undian untuk mendapatkan kesempatan agar bisa shalat di sana”. Suatu hari para Sahabat bertanya kepada Aisyah RA tentang tempat ini. Beliau menolak untuk memberitahukan tempat tersebut. Akhirnya para Sahabat pergi, sedangkan Aisyah RA masih bersama dengan keponakannya Abdullah bin Zubair RA. Belakangan para Sahabat memperhatikan bahwa Abdullah bin Zubair RA melakukan shalat dekat dengan tiang Aisyah. Para Sahabat meyakini bahwa Aisyah RA memberitahukan tempat tersebut secara rahasia kepada keponakannya. Nabi SAW pernah mengimami shalat dari titik ini selama beberapa hari setelah perubahan qiblat dari Masjid Al Aqsa ke Ka’bah di Makkah. Belakangan, beliau selalu mengimami shalat dari titik yang sekarang dikenal sebagai Mihrab Nabawi As Syarif.
  6. TIANG MUKHALLAQAH: Jabir RA meriwayatkan seperti disebutkan dalam hadits Buhari, “Nabi SAW bersandar pada sebatang pohon kurma (yang awalnya terletak pada tempat dimana tiang ini berada) ketika melakukan khutbah Jumat, kaum Ansar dengan hormat menawarkan pada Nabi SAW, kami dapat membuat sebuah mimbar untukmu, jika engkau menyetujuinya”. Nabi SAW menyetujuinya dan sebuah mimbar yang terdiri dari 3 anak tangga dibangun. Ketika Nabi SAW duduk di atas mimbar ini untuk berkhutbah, para Sahabat mendengar batang pohon kurma itu menangis seperti anak kecil. Nabi SAW mendekati pohon yang sedang menangis ini dan kemudian memeluknya. Pohon ini lalu tenang setelah sebelumnya terisak-isak seperti onta betina. Pohon kurma tersebut menangis karena ia tidak digunakan lagi untuk mengingat Allah SWT. Sejak itu batang pohon tersebut diberi sejenis pewangi yang disebut Khaluq. Dan kemudian, tiang dimana pohon kurma itu dulu berada, dikenal dengan sebutan tiang Mukhallaqah.
  7. MIHRAB NABAWI: Tidak ada mihrab di dalam Masjid Nabawi selama periode pemerintahan Nabi SAW dan empat Khalifah yang pertama. Pada tahun 91 H, Umar bin Abdul Aziz pertama kali melakukan shalat di sini di dalam sebuah bentuk mihrab. Jika kita berdiri di dalam mihrab ini dan melakukan shalat, tempat sujud kita akan terletak di tempat dimana kaki Nabi SAW berpijak. Dinding tebal mihrab ini menutupi tempat sujud Nabi SAW yang sebenarnya.
  8. MIHRAB USTMANI: Khalifah Utsman RA mengimami shalat di tempat ini. Sekarang, Imam Masjid Nabawi juga mengimami shalat di sini. Umar bin Abdul Aziz kemudian membangun sebuah mihrab di sini.
  9. MIHRAB HANAFI: Sebelumnya Imam shalat dari empat Mazhab (Hanafi, Syafi’i, Maliki, dan Hambali) mengimami shalat di Masjid Nabawi secarah terpisah pada waktu yang sedikit berbeda dan tempat yang berbeda. Imam Hanafi mengimami shalat pada tempat ini. Namun kini, hanya satu shalat berjamaah yang diselanggarakan di Masjid Nabawi, yang dipimpin oleh Imam dari Mazhab Hambali. Hal ini berlaku sejak kekuasaan dipegang oleh Pemerintahan Saudi.
  10. MIHRAB TAHAJUD: Nabi Muhammad SAW melakukan shalat tahajjud di tempat ini.
  11. MIMBAR: Seperti disebutkan dalam hadits Bukhari Muslin dan diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, Nabi SAW bersabda “Antara rumahku dan mimbarku adalah salah satu taman dari taman-taman surga dan mimbarku akan berada di telaga Kautsar pada hari Kiamat”. Berbagai pemerintahan muslim mengirimkan mimbar untuk Masjid Nabawi dari waktu ke waktu. Mimbar yang ada sekarang, dikirim oleh Sultan Murad ke-3 dari Dinasti Usmani pada tahun 998 H.
  12. TEMPAT MUAZZIN: Tempat ini, berupa balkon segi empat, terletak di sebelah Utara Mimbar Nabi. Tempat ini selain sebagai tempat adzan juga sebagai tempat shalat muadzin dan untuk menguatkan suara takbir pada shalat lima waktu.
  13. PANGGUNG DISEKITAR TEMPAT TAHAJJUD: (tidak ada keterangan – pent.)
  14. PANGGUNG TEMPAT PETUGAS KEAMANAN: Jika kita memasuki Masjid Nabawi dari Bab Jibril, panggung ini akan berada di sebelah kanan. Dibangun oleh Sultan Nuruddin Zanki. Panggung ini sebenarnya bukanlah tempat dari Ahlu Suffah, seperti perkiraan banyak peziarah.
  15. TEMPAT AHLU SUFFAH: Suffah berarti tempat berteduh. Sahabat Nabi yang miskin dan tidak memiliki rumah, bertimpat tinggal di Suffah. Di sini mereka mendapat pendidikan tentang Islam dan mengamalkannya. Jika kita berjalan dari tiang Aisyah berlawanan dengan arah qiblat, Suffah berada setelah tiang ke-5. Namun setelah Nabi SAW memperluas Masjid pada tahun ketujuh Hijriah, Suffah dipindah sekitar sepuluh meter kea rah Timur, seperti yang tergambar pada denah Masjid Nabawi.
  16. BAB (PINTU) BAQI’: Pintu ini berhadapan dengan Bab Salam.
  17. BAB (PINTU) JIBRIL: Terletak di bagian Timur, disebut juga Bab Nabi, karena beliau selalu masuk melalui pintu ini. Adapun alasan penyebutan Bab Jibril adalah sebuah riwayat dari Aisyah RA, “Ketika Nabi SAW pulang dari Khandaq, dan meletakkan senjata kemudian mandi, Jibril AS mendatangi Beliau seraya berkata, ‘Engkau meletakkan senjatamu?, demi Allah kita belum (bisa) meletakkan senjata, pergilah menuju mereka’, Nabi SAW berkata, ‘kemanakah?’, Jibril AS menjawab, ‘ke sini’, dia menunjuk Bani Quraizzah. Maka Nabi SAW keluar menuju mereka.
  18. BAB (PINTU) NISA: Pintu ini dibuka oleh Umar ibn Khattab tahun 12 H. Beliau mengatakan, “Alangkah baiknya kalau pintu ini dikhususkan untuk wanita”.
  19. BIR (SUMUR) HA: Jika kita memasuki Masjid dari bagian paling kiri dari Bab Fahd, sumur ini berlokasi sekitar15 meter ke dalam Masjid dan ditandai dengan 3 lingkaran. Nabi SAW terkadang mendatangi sumur ini dan meminum airnya. Sumur dan taman yang mengelilinginya dimiliki oleh Abu Talhah. Ketika dia mendengar ayat 92 surat Ali Imran yang berbunyi: “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya”. Abu Talhah RA segera mengimfakkan taman ini karena mengaharapkan Ridha Allah SWT. Inilah contoh bagaimana para Sahabat berekasi terhadap ayat-ayat al Qur’an dan secara spontan langsung mengerjakan perintah Allah dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati.
  20. BAB (PINTU) SALAM: Umar ibn Khattab RA membuka pintu ini yang terletak di tembok Masjid bagian Barat, ketika dilakukan perbaikan Masjid tahun 12 H. Dinamakan Bab as Salam karena letaknya sejajar dengan tempat penghormatan berupa salam kepada jasad Rasulullah SAW.
  21. RUMAH ABU BAKAR RA: Jika kita berjalan dari mimbar melalui Bab Siddiq, rumah ini berlokasi setelah tiang ke-5 sejajar dengan Bab Siddiq. Suatu hari Nabi SAW bersabda, “Semua pintu rumah-rumah yang terbuka langsung ke dalam Masjid harus ditutup kecuali pintu rumah Abu Bakar”. Hal ini menimbulkan dugaan bahwa Abu Bakar RA akan menjadi khalifah pertama
2. Makam Rosulullah SAW
Denah makam Rosulullah SAW (Sumber: http://hoeda.web.id/)
 
 Keterangan:
  1. Makam Rasulullah Saw
  2. Makam Sy. Abu Bakar as Shiddiq
  3. Makam Sy. Umar ibn Khaththab
  4. Tempat yang menurut suatu riwayat disediakan untuk Nabi Isa AS, ada 2 kemungkinan yaitu berada luruh dengan Rasulullah saw atau berada dibelakang Sy Umar ibn. Khaththab
  5. Tempat peristirahatan Siti Aisyah ra.
  6. Tempat kedatangan malaikat Jibril ketika menyampaikan wahyu kepada Rasulullah saw.
  7. Dinding kamar Siti Aisyah, yang dibengun sendiri oleh Rasulullah saw, hingga saat ine tembok tersebut masih berdiri kokoh
  8. Dinding makam berbentuk segilima, yang dibangun oleh Umar ibn Abd Aziz, agar makam Rasulullah saw tidak menyerupai ka’bah dan terlalu dikultuskan oleh umat Islam.
  9. Dinding segi lima lapis kedua yang dibangun oleh sultan Qait bay dari Mesir
  10. Tiang-tiang yang memperkuat dinding segilima lapis kedua
  11. Bagian dari raudlah yang terdapat dibagian dalam tembok kamar makam.
  12. Bagian dari raudlah yang terdapat diluar kamar makam, (nomor 12 tidak terdapat pada detail gambar, area ini adalah tempat yang biasanya dijadikan rebutan oleh ummat Islam)
  13. Area dengan nomor 13 adalah bukan bagian dari raudlah.
  14. Kediaman siti Fathimah ra.
  15. Mihrab didalam kediaman siti Fathimah, yang dibangun oleh sultan Qait bay
  16. Mihrab tempat tempat Rasulullah seringkali bertahajud seorang diri
  17. Tempat Rasulullah shalat tahajud berjamaah bersama ahl suffah, tempat ini berada dibelakang kediaman st Fathimah
  18. Lubang besar terletak dibagian depan, lubang ini lurus searah dengan makam Rasulullah saw
  19. Lubang kecil terletak dibagian depan searah dengan makam sy Abu Bakar ra
  20. Lubang kecil dibagian depan searah dengan makam sy Umar Ibn Khaththab ra
  21. Tempat beberapa batu sisa-sisa kediaman Rasulullah saw, yang kemudian dibuang pada masa Khalifah Al Walid ibn Abd. Malik
  22. Usthuwanah al Sarir, tempat Rasulullah saw beristirahat ketikaterlalu capai beribadah
  23. Usthuwanah al Wufud, tempatRasulullah seringkali menerima tamu-tamu penting
  24. Usthuwanah al Hirs, tempat para shahabat bersiaga menjaga Rasulullah saw, seringkali sy Ali ibn Abi Thalib bersiaga ditempat tersebut
  25. Bab Al Taubah, pintu masuk makam dibagian depan
  26. Bab Aisyah, pintu masuk makam dibagian samping dari arah raudlah
  27. Lubang kisi-kisi yang lurus searah dengan kepala Rasulullah saw yang mulia.
  28. Lubang kisi-kisi yang lurus searah dengan kaki Rasulullah saw yang mulia
  29. Beberapa pintu masuk menuju makam Rasulullah saw
  30. Lingkaran kubah kecil yang berada tepat diatas makam Rasulullah saw
  31. Lingkaran kubah lapis kedua, yang disebut kubah al zarqa’
  32. Lingkaran kubah lapis ketiga, atau kubah al khadra’ (kubah hijau) yang terlihat dari bagian luar makam.
  33. Bagian dari kamar makam (tertulis dengan nomor 32)
  34. Panggung setinggi kurang lebih 30 cm, tempat para ahl suffah berjamaahshalat tahajud bersama Rasulullah saw
  35. Panggung setinggi kurang lebih 60 cm, tempat ahl suffah biasa berkumpul
  36. Usthuwanah al taubah
  37. Usthuwanah A’isyah
  38. Mihrab tempat shalat Rasulullah saw
  39. Usthuwanah al Mukhallaqah
  40. Minbar Rasulullah saw
  41. Panggung tempat adzan
3. Pemakaman Baqi’. Terletak di sebelah rimur dari masjid Nabawi. Di tempat itu dimakamkan Utsman bin Affan Ra dan para istri Nabi Saw, yaitu Siti Aisyah Ra, Ummi Salamah, Juwairiyah, Zainab, Hafsah binti Umar bin Khaththab, dan Mariyah Al Qibtiyah Ra. Putra-putri Rasulullah Saw seperti Ibrahim, Siti Fatimah, Zainab binti Ummu Kulsum, serta beberapa sahabat Nabi Saw juga dimakamkan di sana.
4. Masjid Quba. Terletak di daerah Quba, sekitar 5 km sebelah selatan Madinah. Waktu Nabi Saw berhijrah ke Madinah, orang pertama yang menyongsong kedatangan Rasulullah adalah orang-orang Quba. Di sini Nabi Saw menempati rumah Kalsum bin Hadam, kemudian Rasulullah saw pun mendirikan masjid di atas sebidang tanah milik Kalsum. Di masjid ini lah yang pertama kali diadakan shalat berjemaah secara terang-terangan. Diriwayatkan bahwa salat di masjid ini pahalanya sama dengan 1 kali umrah.
5. Jabal Uhud. Adalah nama sebuah bukit terbesar di Madinah. Letaknya sekitar 5km di sebelah utara pusat kota Madinah. Di lembah bukit ini pernah terjadi perang yang dinamakan Perang Uhud.
6. Masjid Qiblatain. Masjid tersebut mula-mula dikenal dengan nama masjid Bani Salamah karena dibangun di atas bekas rumah Bani Salamah. Pada tahun ke 2 H waktu Zhuhur di masjid tersebut tiba-tiba turunlah wahyu surat Al-Baqarah ayat 144. Dalam shalat tersebut mula-mula Rasulullah Saw menghadap ke arah Masjidil Aqsa, tetapi setelah turun ayat tersebut, beliau menghentikan sementara, kemudian meneruskan shalat dengan memindahkan arah kiblat menghadap ke Masjidil Haram. Dengan terjadinya peristiwa tersebut akhirnya masjid ini diberi nama masjid Qiblatain yang berarti masjid berkiblat dua,
7. Masjid Khandaq. Khandaq berarti parit. Dalam sejarah Islam yang dimaksud Khandaq adalah peristiwa penggalian parit pertahanan sehubungan dengan peristiwa pengepungan kota Madinah oleh kafir Quraisy bersama sekutu-sekutunya. Peninggalan Perang Khandaq yang ada hanyalah berupa lima buah pos penjagaan pada peristiwa Khandak yang sekarang dikenal dengan nama Masjid Sab’ah atau Masjid Khamsah
Disamping itu jangan lupa mengunjungi kebun kurma yang berada dekat dengan masjid Quba. Jadi umumnya para jamaah setelah mengunjungi masjid Quba akan langsung dibawa ke kebun ini.
Perjalanan Umrah di Kota Makkah
Siang itu setelah merziarah wada’ ke makam Rosul, kami pun bersiap-siap menuju ke kota Mekkah untuk menunaikan ibadah umrah. Perjalanan dimulai siang hari ba’da dhuhur. Untuk itu kita sudah menggunakan kain ihram dari hotel, kemudian menuju masjid Bir Ali. Sebelumnya perlu diketahui bahwa rukun umroh adalah:
  • Niat,
  • Ihram,
  • Tawaf umrah,
  • Sa’I,
  • Tahalul,
  • Tertib.
Persiapan yang dilakukan sebelum umrah:
  1. Mandi sunnah, dengan niat untuk ihram à “Allohumma inni uharrimu nafsi min kulli  maa harramta ‘alal muhrimi farhamnii yaa arharraahimiin” . Artinya: Yaa Alloh, sesungguhnya aku mengharamkan diriku dari segala apa yg Engkau haramkan kepada orang yg berihram karena itu ramhatilah aku ya Alloh yg Maha Pemberi rahmat).
  2. Wudhu,
  3. Kenakan kain ihram (awas kena wangi-wangian),
  4. Sholat sunnah ihram 2 rakaat (akan dilakukan di masjid Bir Ali/atau di miqat) à Rakaat pertama dianjurkan membaca surat Al Kaafirun dan rakaat ke dua membaca surat Al ikhlas,
  5. Niat umroh à “Nawaitul u’mrata wa ahramtu biha lillahi ta’ala “, (Aku berniat mengerjakan Umrah dan aku berihram dengannya kerana Allah ta’ala),
  6. Membaca talbiah sampai ke makkah/mesjid haram.
“Labbaik Allaahumma labbaik, Labbaika laa syariika laka labbaik. Innal hamda wanni’mata laka wal mulka, laa syariikalak”. Artinya: Aku datang memenuhi panggilan Mu Ya Allah, Aku datang memenuhi panggilan Mu Ya Allah, Aku datang memenuhi panggilan Mu Ya Allah tidak ada sekutu bagi Mu, Aku datang memenuhi panggilan Mu. Sesungguhnya segala puji, ni’mat dan segenap kekuasaan adalah milik Mu, tidak ada sekutu bagi Mu.
Selama berihram kita dilarang untuk:
  1. Untuk pria
  2. Memakai pakaian yang dijahit,
  3. Memakai alas kaki yang menutup mata kaki,
  4. Sengaja menutup kepala sampai menyentuh rambut (kecuali dalam keadaan yang sangat darurat),
    1. Untuk wanita
    2. Menutup telapak tangan,
    3. Menutup muka,
      1. Untuk semua
      2. Memakai wangi-wangian (kecuali yang sudah dipakai sebelum niat ihram),
      3. Memotong kuku, mencukur/mencabut bulu /rambut,
      4. Memburu atau membunuh binatang,
      5. Menikah atau menikahkan,
      6. Bercumbu atau bersetubuh,
      7. Bertengkar, memarahi atau mengucapkan kata-kata yang tidak senonoh/ kotor,
      8. Memotong atau mencabut pohonan di tanah haram.
Jika ada larangan di atas yang dilanggar maka ia harus membayar dam (denda), yakni dari mulai memberi makan fakir sampai menyembelih seekor kambing.
Perjalanan darat dari kota Madina menuju ke kota suci Mekkah memakan waktu sekitar 6-7 jam yang sebelumnya didahului dengan mengambil miqat di masjid Bir Ali selama kurang lebih 45 menit. Untuk tata cara umrah itu sendiri terdiri dari beberapa hal yang perlu kita ketahui:
  1. Berihram dari miqat,
  2. Saat memasuki tanah haram (Makkah) membaca doa masuk tanah haram à “Allaahumma haazaa haramuka wa amnuka faharrim lahmii wa daamii wasya’rii wabasyarii ‘alannaari wa aaminii min ‘azaabika yauma tab’asuka ‘ibaadaka waj’alnii min auliyaa ika wa ahli taa’atika” . Artinya: Ya Allah kota ini adalah Tanah Haram Mu dan tempat yg aman Mu, maka hindarkanlah daging, darah, rambut dan kulitku dari neraka. Dan selamatkanlah diriku dari siksa Mu pada hari Engkau membangkitkan kembali hamba Mu dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yg selalu dekat dan taat kepada Mu),
  3. Memasuki Masjidil Haram disunahkan melalui pintu Babus Salam (gerbang perdamaian/ pintu no.24/ jembatan no.25)
  4. Berdoa masuk Masjidil Haram à “Allohumma antassaalam wa minkassalaam wa ilika ya’uudussalaam fahayyinaa rabbanaa bissalaam wa adkhilnaljannata daarassalaam tabaarakta rabbanaa wa ta ‘aalaita yaadzal jalaali wal ikraami. Allaahummaftahlii abwaaba rahmatika bismillaahi walhamdulillaahi wassalaatu wassalaamu ‘alaa rasulillaah”. Artinya: Ya Alloh Engkau sumber keselamatan dan dari pada Mu lah datangnya keselamatan dan kepada Mu kembalinya keselamatan. Maka hidupkanlah kami wahai Tuhan, dg selamat sejahtera dan masukkanlah kedalam surga negeri keselamatan. Maha banyak ahugerah Mu dan Maha Tinggi Engkau. Wahai Tuhan yg memiliki keangungan dan kehormatan. Ya Alloh, bukanlah untukku pintu rahmat Mu. (Aku masuk masjid ini) dengan nama Alloh disertai dengan segala puji bagi Alloh serta salawat dan salam untu Rosululloh).
  5. Berdoa melihat Ka’bah à “Allaahumma zid haazal baita tasyriifan wata’ziiman watakriiman wamahaabatan wazid man syarrafahu wa azzamahu wa karramahu mimman hajjahu awi’tamarahu tasyriifan wa ta’ziiman wa takriiman wabirran” . Artinya: Ya Allah, tambahkanlah kemuliaan, keagungan, kehormatan dan wibawa pada Bait (Ka’bah) ini. Dan tambahkanlah pula pada orang-orang yg memuliakan, mengagungkan dan menghormatinya diantara mereka yg berhaji atau berumrah dengan kemuliaan, keagungan, kehormatan dan kebaikan.
  6. Thawaf  (mengelilingi Ka’bah 7x). urutan mengerjakan thawaf antara lain:
  • Dilakukan dalam keadaan berwudhu à jika batal saat thawaf maka perbaharui wudhu dan melanjutkan thawaf dari tempat batalnya wudhu/ tidak mengulangi dari awal,
  • Menuju garis start di rukun Hajar Aswad,
  • Berdoa memulai thawaf. Isyarat tangan saat segaris dengan rukun Hajar Aswad, mengecup tangan dan mengucap: “Bismillaahi wallaahu akbar”, Artinya: Dengan nama Allah, Allah Maha Besar,
  • Mengelilingi Ka’bah berlawanan dengan arah jarum jam à berdoa apa saja, dengan bahasa apa saja, berdzikir/ diam saja. Jika Thawaf Qudum (thawaf pertama kali masuk Masjidil Haram) disunahkan bagi laki-laki berlari-lari kecil 3 putaran selanjutnya berjalan biasa. Untuk wanita hanya berjalan biasa,
  • Dalam setiap perjalanan dari Hajar Aswad sampai rukun Yamani membaca “Subhaanallaahi walhamdulillaahi walaa ilaaha illallaahu wallaahu akbaru walaa haula walaa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil aziim” (Maka Suci Allah, segala puji milik Allah tidak ada Tuhan melainkan Allah, Allah Maha Besar dan tiada daya dan kekuatan melainkan atas pertolongan Allah yang Maha Luhur dan Maha Agung),
  • Disunahkan membaca doa sapu jagad mulai dari rukun Yamani hingga ke rukun Hajar Aswad disetiap putaran. “Rabbanaa aatinaa fiddunyaa hasanatan wa fil aakhirati hasanatan waqinaa azaabannaar. Wa adkhilnal jannata ma’al abraar, yaa”aziizu yaa gaffaaru yaa rabbal ‘alamiin”. Artinya: Wahai Tuhan kami, berkahilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akherat dan hindarkanlah kami dari siksa api neraka. Dan masukkanlah kami ke dalam surga bersama orang2 yg berbuat baik, wahai Tuhan Yang Maha Mulia, Maha Pengampun dan Tuhan yang menguasai seluruh alam.
7. Setelah thawaf, menutup kedua pundaknya, lalu berdoa di Multazam.
“Allaahumma yaa rabbal baitil’atiiq aatiq riqaabanaa wariqaaba aabaa inaa waummahaatinaa wa ikhwaaninaa wa aulaadinaa minan naari yaa zaljuudi walkaramani walfadli walmanni wal’ataai wal ihsaan”. Artinya: Ya Allah yg memelihara ka’bah ini, merdekakanlah diri kami, bapak ibu kami, saudara2 dan anak2 kami dari siksa neraka, Wahai Tuhan Yang Maha Pemurah, Yang mempunyai keutamaan, kelebihan, anugrah, pemberian dan kebaikan, baikkanlah diri kami, hapuskanlah dosaku, tinggikanlah namaku, perbaiki segala urusanku, bersihkanlah hatiku, terangilah kuburku.
Hikmat thawaf mengajarkan kepada kita untuk:
  • Dekat dengan Alloh dan harus bersinergi untuk mewujudkan kebaikan di jalan Alloh,
  • Berbuat baik walau pun terhimpit namun tetap berdzikir dan memuji Alloh à sesulit apapun harus ingat Alloh,
  • Bergabung dengan hamba/umat-Nya yang lain dalam dzikir, fikir dan ikhtiar untuk menciptakan kebaikan bersama-sama,
Kesalahan yang sering dilakukan dalam thawaf:
  • Memulai thawaf dari sebelum Hajar Aswad dan Rukun Yamani,
  • Berdesak-desakan dan tidak mengelilingi seluruh Ka’bah,
  • Berjalan cepat pada seluruh putaran,
  • Berdesak-desakan untuk mencapai Hajar Aswad,
  • Keyakinan bahwa Hajar Aswad itu memberikan manfaat à ucapan Umar Ra: ..”Sesungguhnya aku tahu pasti bahwa engkau hanya sekedar batu biasa yg tidak mendatangkan mudharat dan manfaat. Seaindainya aku tidak melihat Nabi menciummu tentu aku tak akan menciummu”,
  • Memegang seluruh tembok Ka’bah dan mengusapnya à Nabi tidak memegang Ka’bah kecuali 2 rukun yamani yaitu Hajar Aswad di yamani timur dan rukun Yamani barat,
  • Berjalan membelakangi Ka’bah/ Ka’bah disebelah kanan,
  • Mengkhususkan doa-doa tertentu pada setiap putaran,
  • Mengganggu jamaah lain.
8. Shalat sunah 2 rakaat di Maqam Ibrahim.
  • Wattakhodzu mim maqoomi ibroohiima musholla” . Artinya: Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat), QS. Al Baqarah: 125,
  • Shalat sunah 2 rakaat à pada rakaat pertama setelah membaca surat Al Fatihah, membaca surat Al Kaafirun dan pada raka’at kedua setelah membaca Al Fatihah, membaca surat Al Ikhlas,
  • Mengajarkan bahwa kita berada dibarisan nabi Ibrahim AS,
  • Mengambil barisan tauhid, menarik batas tegas antara kebenaran dan keburukan,
  • Bertekad menghabiskan waktu kita untuk mendukung pihak yg berjuang untuk menegakkan kebenaran, keadilan dan kesejahteraan.
9. Minur air Zamzam. Doanya: “Allohumma innii asyrobuhu mustasyfiyan bihi fasyfinii” . Artinya: Ya Alloh sesungguhnya saya minum air zam-zam dengan harapan mendapatkan kesembuhan, maka berilakan kesembuhan kepadaku (kitab Al-Adzkaar An-Nawawy halaman 183),
  • Mengandung makna bahwa dalam berjuang dijalan Alloh menegakkan keadilan kita juga perlu beristirahat,
  • Ibadah tidak mesti semuanya berisi aktifitas pengabdian, tetapi dapat juga beristirahat untuk memberikan hak kepada tubuh menjadi segar namun dalam kondisi tetap berdzikir.
10. Sa’I (berjalan dari bukit Shafa ke bukit Marwa 7x). Urutannya adalah:
  • Isyarat ke Ka’bah,
  • Menuju bukit Shafa dan Berdoa menjelang sampai bukit Shafa. Membaca doa: “Bismillahirrohmaanirrohiim. Innas safaa walmarwata min sya’aairillah. Faman hajjal baita awi’tamara falaajunaaha ‘alaihi ayyatawaafa bihimaa wamantatawwa’akhairan fa innallaaha syaakirun ‘aliim”. Artinya: Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya Safa dan Marwah sebagian dari syiar tanda kebesaran Allah. maka barang siapa yg beribadah haji dan umrah ke Baitullah maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sai diantara keduanya. Dan barang siapa yg mngerjakan suatu kebajikan dg kerelaan hati maka sehungguhnya Allah Maha Penerima Kebaikan lagi Maha mengetahui.
  • Berdiri di bukit Shafa dengan menghadap Ka’bah dan berdoa :“Allaahu Akbar, Allaahu Akbar, Allaahu Akbar, walillaahilhamdu. Allaahu Akbar ‘alaama hadaana walhamdulillaahi ‘alaamaa aulaana laa ilaaha illallaahu wahdau laa syarika lahu, lahul mulku walahul hamdu yuhyii wayumitu biyadihil khairu wahuwa’alaa kulli syaiin qadir. Laa ilaaha illallaahu wahdahu lasyarika lah anjaza wa’dahu wanasara ‘abdahu wahazamal ahzaaba wahdah. Laa ilaaha illallaahu walaa na’buduillaa iyaahu mukhilisiina lahuddiina walau karihal kafiruun”. Artinya: Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Segala puji bagi Allah, Allah Maha Besar atas petunjuk yg diberikan Nya kepada Kami. Segala puji bagi Allah atas karunia Nya yg telah dianugrahkan Nya kepada kami, tiada Tuhan selain Allah. Tidak ada sekutu baginya. Baginya kerajaan Pujian. Dialah yg menghidupkan, mematikan, pd kekuasaan Nya segala kebaikan dan Dia berkuasa atas segala sesuatu. Tiada Tuhan selain Allah dan tiada sekutu bagi Nya, yg telah menepati janji Nya, menolong hambanya dan menghancurkan musuh2 Nya dengan ke Esaan Nya. Tidak ada Tuhan selain Allah dan kami tidak menyembah kecuali kepada Nya dengan ikhlas walaupun orang2 kafir tidak senang.
  • Berjalan menuju bukit Marwah sambil berdoa/ berdzikir à dalam setiap perjalanan antara Shofa dan Marwah/ sebaliknya membaca “Allaahu Akbar, Allaahu Akbar, Allaahu Akbar, Allaahummasta ‘milanii bisunnati nabiyyika wa tawaffanii ala millatihin wa a’idnii min mudillaatil fitani” (Ya Allah, bimbinglah kami untuk beramal sesuai dengan sunnah Nabi Mu dan matikanlah kami dalam keadaan Islam dan hindarkanlah kami dari fitnah/ ujian yg menyesatkan).
  • Doa dari bukir Shafa ke pilar hijau: “Allaahu Akbar, Allaahu Akbar, Allaahu Akbar kabirraa walhamdulillaahi kasiiraa. Wasubhaanallaahil’aziimi wabiham dihil kariimi bukratwwa asilla. Waminal laili fasjud lahu wasabbdih hi lailan tawilaa. Laa ilaaha illallaahuu wahdah anjaza wa’dah. Wanasara ‘abdah wahazamal ahzaaba wahda. La syai a qablahu wala ba’dahu. Yuhyi wayumiitu wahuwa hayyun daa imun laayamuutu walayafuutu abadaa. Biyadihil khairu wailaihil masiir. Wahuwa’alaa kulli syai in qadiir”. Artinya: Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar dengan segala kebesaran Nya. Segala puji bagi Allah Yang Maha Agung dengan segala pujian yang tidak terhingga. Maha Suci Allah dengan segala pujian diwaktu pagi dan petang. bersujud dan bertasbihlah pada Nya sepanjang malam. Tiada Tuhan selain Allah yg menepati janji Nya membela hamba Nya dan menghancurkan musuh2 Nya dengan Keesaan Nya. Dialah ygn menghidupkan dan mematikan dan Dia Maha Hidup Kekal. hanya ditangan Nya lah terletak kebajikan dan kepada Nyalah tempat kembali dan hanya Dialah yang Kuasa atas segala sesuatu.
  • Lari-lari kecil bagi pria diantara dua lampu hijau sambil membaca doa: “Rabbigfir warham wa’fu watakarram watajaawaz’ammaa ta’lam, innaka ta’lamu maalaa na’lam. Innaka antallaahul a’azzul akram”. Artinya: Ya Allah ampunilah, sayangilah, maafkanlah, bermurah hatilah dan hapuskanlah apa2 yg Engkau ketahui dari dosa kami. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui apa2 yg kami sendiri tidak tahu. Sesungguhnya Engkau Y Allah Maha Tinggi dan Maha Pemurah.
  • Dari lampu hijau ke bukit Marwah berdoa apa saja. Ya Allah bebaskanlah kami dari api siksa api neraka dalam keadaan selamat, beruntung, bahagia, jadikanlah kami orang2 shaleh yaitu orang yg kau beri nikmat dari golongan Nabi, orang2 jujur, para syuhada. Tiada Tuhan selain Allah yg kami sembah.
  • Doa ketika mendekat di bukut Marwa: “Innas safaa walmarwata min sya’aairillah. Faman hajjal baita awi’tamara falaajunaaha ‘alaihi ayyatawaafa bihimaa wamantatawwa’akhairan fa innallaaha syaakirun ‘aliim”.  Artinya: Sesungguhnya Safa dan Marwah sebagian dari syiar tanda kebesaran Allah. maka barang siapa yg beribadah haji dan umrah ke Baitullah maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sai diantara keduanya. Dan barang siapa yg mngerjakan suatu kebajikan dg kerelaan hati maka sehungguhnya Allah Maha Penerima Kebaikan lagi Maha mengetahui.
    • Berdiri di bukit Marwah dengan menghadap Kab’bah berdoa,
    • Doa dari Marwa ke Shafa:
      • Allah Maha Besar, Tiada Tuhan selain Allah yang Maha Esa. Aku memohon ampunilah dosa2 kami dosa istri dan anak2 kami, dosa kedua orang tua kami, dosa saudara2 kami, kuatkanlah iman kami, hapuskanlah kesalahan2 kami, wafatkanlah kami dalam Islam dan dalam keadaan terbaik. Berikanlah kami apa yg telah kau janjikan dan jangan Kau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak pernah menyalahi janji.
      • Ya Allah sucikanlah hati kami, ikhlaskanlah ibidah kami, jauhkan kami dari segala marabahaya dan segala godaan setan yg terkutuk.
      • Ya Allah tambahkanlah kami ilmu pengetahuan dan berikanlah aku hidayah dan rahmat di sisi Mu.
      • Ya Allah periharalah pendengaranku, pengelihatanku, lapangkanlah dadaku, berilah cahaya dalam hati, telinga dan penglihatanku,
      • Ya Allah aku berlindung kepada Mu dari ahzab kubur,
      • Ya Allah jauhkanlah aku dari kekafiran dan kefakiran,
      • Ya Allah mudahkanlah segala urusan duniaku, aku berlindung kepada Mu dari segala keraguan,
      • Ya Allah jauhkanlah diriku dari segala kejahatan dunia,
      • Ya Allah jauhkanlah aku dari perbuatan fasiq, kufur dan durhaka,
      • Ya Allah akhiri ajal kami dengan bentuk yang baik, baikkanlah semua amalan kami,
      • Ya Allah maafkanlah segala kesalahan kami, tolonglah kami untuk taat dan selalu bersyukur,
  • Diulang mulai langkah ke 4: Shafa-Marwah = 4 kali dan Marwah-Shafa = 3 kali .
Hikmah Sai:
  • Umur akan bermakna jika diisi dengan usaha,
  • Usaha yang dimulai dari kesucian hati menuju kemenangan gemilang yang bertabur doa,
  • Sebaik-baiknya usaha adalah yang didahului dengan doa.
11. Tahalul (mencukur rambut). Membaca doa: “Allaahummaj’al likulli sya’ratin nuuran yaumal qiyaamah”. Artinya:Ya Alloh jadikanlah untuk setiap helai rambut (yg aku gunting) cahaya pada hari kiamat,
  • Memotong sebagian rambut,
  • Wanita à digunting ujung rambut,
  • Pria à digundul yang utama atau dipendekkan secara merata,
12. Sholat dua rakaat di hijir ismail, dapat dilakukan sebelum atau setelah sai.
Lokasi-lokasi penting di sekitar kota Makkah:
Tempat miqat dan sekitarnya:
Tempat-tempat bersejarah di kota Mekkah:
  • Dar Maulid: tempat Rasulullah dilahirkan. 100 m timur laut bukit Marwah. Sekarang digunakan sebagai perpustakaan,

  • Jabal Qubais: ada yg mengatakan makam ibu Hawa,
  • Dar St Khadijah: rumah tempat Rosulullah dan Siti Khadijah tinggal serta tempat turunnya wahyu QS Al Mudatsir 1-8,
  • Hijir Ismail: tempat mustajab untuk berdoa. Bekas rumah nabi Ibrahim AS,
  • TPU Ma’ala: 600 m utara majidil haram. Tempat makam Siti Khadijah, Qasim bin Muhammad (putra Rosul), Abdul Muthalib dan Abu Thalib,
  • Masjid Abu Bakar: selatan masjidil haram. Rumah Abu Bakar RA dan A’isyah RA,
  • Ji’ranah: tempat miqat tertinggi. 16 km timur laut masjidil haram. Terdapat sumur Bir Toflah hasil pemukulan tongkat Rasul ketika kehabisan air sepulang dari perang Hunain. Diambil dari nama wanita yg merawat masjid ini

  • Masjid Jin: berada di Ma’la utara masjidil haram. Tempat sekelompok jin mendengar Rosul membaca Qur’an saat shalat subuh lalu mereka masuk islam. Diabadikan dalam QS Jin,
  • Masjid Ar Rayyah: tempat Rosul bermalam sebelum menaklukan Mekkah,
  • Masjid St A’isyah: berada di Tan’im di tepi jalan Makkah-Madinah. Sebagai tempat miqat. Berawal saat A’isyah berhalangan sewaktu haji wada dan thawafnya tertunda. Maka Rosul memerintahkan Abdullah bin Abu Bakar (kakaknya) untuk menemaninya berihram di masjid ini. Untuk menuju masjid ini anda dapat menggunakan taxi yang berada di samping hotel Intercon dengan membayar 10 real per orang PP,

  • Batas Haram: tempat nabi Adam berdoa kepada Alloh untuk diselamatkan dari godaan iblis. Alloh menurunkan malaikat untuk menjaga daerah tersebut ditandai dengan “tugu batas haram”. Non muslim dilarang melewati batas ini (QS At Taubah:28),
  • Gua Hira: berada di Jabal Nur, 5 km timur laut Makkah. Tempat turunnya wahyu pertama,
  • Gua Tsur: berada di Jabal Tsur, 7 km tenggara masjididl haram menuju Thaif. Tempat Rosul dan Abu Bakar bersembunyi dari kejaran musyrikin saat hijrah ke madinah (QS At Taubah: 40),
  • Muhasir: berada antara Mina-Musdalifah. Tempat dihancurkannya pasukan bergajah Abrahah oleh burung Ababil (QS Al Fiil),
  • Jabal Rahmah: berada di Arafah, 25 km timur masjidil haram. Tempat dipertemukannya nabi Adam dan Siti Hawa,

  • Jabal Qurban: terletak diantara Mina-Musdalifah. Tempat nabi Ibrahim melaksanakan perintah Alloh menyembelih anaknya nabi Ismail AS,
  • Masjid Namirah: berada di Arafah yg sebagian berada di batas luar arafah. Hanya dipakai 1 tahun sekali ketika musim haji,
  • Musium Haramain: barat laut masjidil haram. Tempat menyimpan koleksi benda bersejarah dari Mekkah dan madinah.
Sebelum meninggalkan kota Makkah jangan lupa melakukan thawaf wada atau thawaf perpisahan.
  • Tawaf wada dilakukan sesaat sebelum meninggalkan makkah.
  • Sama seperti tawaf umroh, tawaf wada juga dilakukan sebanyak 7 putaran,. Yang membedakan dengan tawaf umroh adalah niatnya.
  • Tawaf wada tidak menggunakan ihram. Tapi tetap harus dalam keadaan wudhu.
  • Bacaan dalam tawaf wada sama dengan bacaan tawaf lainnya.
  • Setelah selesai tawaf, sangat dianjurkan untuk berdoa di depan multazam. Pada intinya, doa yang diucapkan berisi antra lain, mohon ampunanan, bersyukur bahwasanya kita sudah diberi kesempatan mengunjungi rumahNya, memohon agar kunjungan kita ini bukan kunjungan yang terakhir dan kita mohon agar diundang lagi oleh-nya. Kita juga dapat berdoa agar Allah juga mengundang keluarga, sahabat, kenalan kita yang lain. Akhirnya kita mohon agar diberi keselamatan di perjalanan hingga sampai dirumah lagi.
  • Selesai berdoa, langsung kita keluar dari mesjid haram dan tidak lagi masuk ke mesjid haram.
  • Bagi wanita yang sedang haid dan tidak/belum berhenti, karena tidak bisa masuk mesjid, dianjurkan agar berdiri dihalaman mesjid dan usahakan melihat kaabah dari luar, kemudian membaca do’a
Perjalanan terakhir di Kota Jeddah
Tibalah hari kepulangan kami yang diawali menuji kota Jeddah. Di kota Jeddah (kota nenek) tidak banyak yang berbeda dibandingkan 7 tahun lalu. Tempat-tempat yang dikunjungi tetap sama seperti masjid terapung dan daerah pertokoan disekitar Balad. Di balad ini hampir semua toko mendeklarasikan dirinya murah.
Kami sempat melaksanakan shalat jumat di masjid Qisos, yaitu masjid tempat dilakukannya eksekusi mati bagi para terpidana mati dengan dipancung.
Saudara-saudaraku, banyak yang ingin sekali segera berhaji dan umrah, namun belum berkeinginan atau tidak melayangkan permintaan dan doa kepada Allah, Yang Memiliki Ka’bah. Mari kita sama-sama berdoa agar dapat dipanggil dan terpanggil untuk memenuhi undangan NYA pergi haji dan umrah. Kalau bisa doanya jangan tanggung-tanggung, sebut saja sekalian supaya bisa pergi haji dan umrah sekeluarga, dan bisa pula membiayai orang lain berhaji dan umrah. Aamiin YRA.
Jadilah tamu-tamu Allah, kuatkan niat dan berdoa agar dimudahkan dalam proses Umroh/Haji :
“Allahumma baligrna makkata walmadinata liziaroti haromika waharomi nabiika muhammadin shollallahu alaihi wasallam yusran la usran wa ala shihhati wal’afiati wassalamati wannajahi birohmatika ya arhamarrohimin.”. Artinya:  Ya Allah, sampaikanlah kami ke Mekkah dan Madinah untuk berziarah ke tanah Harammu dan tanah Haram NabiMu, Muhammad SAW dalam keadaan sehat wal’afiat, sejahtera & keberhasilan dengan RahmatMu, wahai yang maha memiliki rahmat.
Amiin. YRA
Jakarta-Madina-Mekkah-Jeddah, 23-31 Maret 2012
Setelah membaca doa ini, bayangkan dan visualisasikan diri anda (kita) sedang mengerjakan umrah, ( urutannya dari berangkat hingga pulang ) yakinkan diri kita, Insya Allah dijabah.

Minggu, 19 April 2015

Kumpulan Doa Umroh & Haji

COPAS dari: https://klikmbc.co.id/umroh-haji/186

1. Doa Orang Yang Akan Bepergian Untuk Keluarga Yang Ditinggal


أَسْتـَوْدِعُ اللهَ دِيْنَكَ وَأَمَانَـتَكَ وَخَوَاتِيْمَ عَمَلِكَ



ASTAUDI’ULLOOHA DIINAKA, WA AMAANA TAKA, WA KHOWAATIIMA ’AMALIKA

“Aku menitipkan agamamu, amanatmu

dan akhir dari semua perbuatanmu hanya kepada Allah”.



2. Doa Orang Yang Akan Ditinggal Bepergian



زَوَّدَ كَ الله ُالتَّـقْـوَى وَغَفَرَ ذَنــْبَكَ وَيـَسَّرَ لَكَ اْلخَيْرَ حَيْثُ مَا كـــُنـْتَ



ZAWWADAKALLOOHUT TAQWAA, WA GHOFARO DZANBAKA,

WA YASSARO LAKAL KHOIRO HAITSU MAA KUNTA

”Semoga Allah memberikan bekal taqwa kepadamu, mengampuni dosamu

dan memudahkan kebaikan kepadamu di mana saja kamu berada”.



3. Doa Ketika Keluar Dari Rumah


بِسْمِ اللهِ تَـوَكــَّلْتُ عَلَى اللهِ وَ لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ



BISMILLAAHI TAWAKKALTU ’ALALLOOHI WA LAA HAULA WA LAA QUWWATA ILLAA BILLAHI

“Dengan nama Allah (aku keluar) aku bertawakal kepada Allah

dan tiada daya dan upaya kecuali atas (izin dan pertolongan) Allah”.





4. Doa Ketika Duduk Di Atas Kendaraan



اَللهُ أَكْـبَرُ- اَللهُ أَكْـبَرُ- اَللهُ أَكْـبَرُ



. سُبْحَانَ الَّذِيْ سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِيْنَ



وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنـْقَلِبُوْنَ.



اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْئَلُكَ فِيْ سَفَرِنَا هَذَا اْلِبرَّ وَالتَّـقْـوَى



وَمِنَ اْلعَمَلِ مَا تَرْضَى



. اَللَّهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا وَاطْوِعَنَّا بُعْدَهُ.



اَللَّهُمَّ أَنـْتَ الصَّاحِبُ فِي السَّفَرِ وَاْلخَلِيْفَةُ فِي اْلأَهْلِ



. اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ وَعْثَآءِ السَّفَرِ وَكـَآبَّةِ اْلمَنْـظَرِ



وَسُوْءِ اْلمُنْقَلَبِ فِي اْلمَالِ وَ اْلأَهْلِ.



ALLOOHU AKBAR (3x).

SUBHAANALLADZII SAKHORO LANAA HAADZAA

WAMAA KUNNAA LAHUU MUQRINIIN,

WA INNAA ILAA ROBBINAA LAMUNQOLIBUUN.

ALLOOHUMMA INNAA NAS ALUKA FII SAFARINAA

HAADZAA ALBIRRO WAT TAQWAA,

WAMINAL ’AMALI MAA TARDLOO.

ALLOHUMMA HAWWIN ‘ALAINAA SAFARONAA HAADZAA,

WATHWI ’ANNAA BU’DAHU.

ALLOHUMMA ANTASH SHOOHIBU FISSAFARI

WAL KHOLIIFATU FIL AHLI.

ALLOOHUMMA INNII A’UUDZUBIKA MIN WA’TSAA ISSAFARI

WA KA AABATIL MANDHORI

WA SUU’IL MUNQOLABI FIL MAALI WAL AHLI

“Allah Maha Besar (3x).

Maha suci Allah (Dzat) yang menundukkan

(kendaraan dan perjalanan) ini kepada kami,

sedang sebelumnya kami tidak mampu

dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami.

Ya Allah sesungguhnya kami mohon kebaikan dan taqwa dalam perjalanan ini,

dan bimbinglah kami melakukan perbuatan yang Engkau ridloi.

Ya Allah permudahlah perjalanan kami ini, dan jadikan

perjalanan yang jauh seolah-olah dekat.

Ya Allah Engkaulah teman dalam bepergian dan yang mengurusi keluargaku.

Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepadaMu

dari kelelahan dalam bepergian, pemandangan yang menyedihkan

dan perubahan yang jelek dalam harta dan keluarga”.



5. Apabila Telah Sampai Di Miqot, Membaca Niat Umrah



لَبيْكَ اللَّهُمَّ عُمْرَةً

Niat Umrah :

LABBAIKA ALLOOHUMMA ‘UMROTAN

“Kusambut panggilanMu Ya Allah untuk berumrah”.



لَبَيْكَ اللَّهُمَّ حَجًّا

Niat Haji :

LABBAIKA ALLOOHUMMA HAJJAN

“Kusambut panggilanMu Ya Allah untuk berhaji”.



6. Membaca Talbiyah Berulang-Ulang Sampai Thawaf



لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ لَبَّيْكَ لاَشَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ



إِنَّ اْلحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَاْلمُلْكَ لاَشَرِيْكَ لَكَ



LABBAIKA ALLOHUMMA LABBAIK. LABBAIKA LAA SYARIIKA LAKA LABBAIK

INNAL HAMDA WANNI’MATA LAKA WALMULK LAA SYARIIKA LAK

“Kusambut panggilanMu Ya Allah, tiada sekutu bagiMu,

kusambut panggilan-Mu, sesungguhnya segala puji,

segala ni’mat dan kekuasaan hanyalah bagiMu, tiada sekutu bagiMu”.



7. Doa Ketika Melihat Masjidil Haram


اَللَّهُمَّ أَنـْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَم ُ فَحَيِّنَا


رَبـَّنَا بِالسَّلاَم ِ وَأَدْخِلْنَا اْلجَنَّةَ دَارَ السَّلاَمِ



ALLOOHUMMA ANTASSALAAM, WA MINKAS SALAAM, FAHAYYINAA ROBBANAA BISSALAAM

WA ADKHILNAL JANNATA DAAROSSALAAM

“Ya Allah, Engkaulah Maha Penyelamat, dari engkaulah segala keselamatan,

hidupkanlah kami ya Robb dengan penuh keselamatan

dan masukanlah kami ke dalam surga (sebagai negeri) keselamatan”.



8. Doa Ketika Masuk Masjid



اَللَّهُمَّ افْتَحْ لِيْ أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ



ALLOOHUMMAFTAH LII ABWAABA ROHMATIK

“Ya Allah bukakanlah pintu-pintu rahmatMu untukku”.







9. Doa Ketika Melihat Ka’bah



اَللَّهُمَّ زِدْ هذَا اْلبَيْتَ تَشْرِيْفًا وَتَعْظِيْمًا وَتَـكْرِيمًا وَمَهَابَةً.



وَزِدْ مَنْ شَرَّفَهُ وَكَرَّمَهُ ِممَّنْ حَجَّهُ أَوِاعْتَمَرَهُ



تَشْرِيْفًا وَتَعْظِيْمًا وَتَكْرِيمْا وَبِرًّا.



ALLOOHUMMA ZID HAADZAL BAITA TASYRIIFAN WA TA’ZHIIMAN

WA TAKRIIMAN WA MAHAABATAN

WA ZID MAN SYARROFAHU WA KARROMAHU MIMMAN HAJJAHU

AWI’ TAMAROHU TASYRIIFAN WA TA’ZHIIMAN WATAKRIIMAN WABIRRON

“Ya Allah tambahkanlah ke Baitullah ini kemuliaan, keagungan,

keunggulan, dan kehebatan,

tambahkan pula kepada orang yang memuliakannya

dari kalangan yang berhaji atau umrah, kehormatan, keagungan, kemulian,

dan kebaikan baginya”.



10. Doa Ketika Keluar Masjid


اَللَّهُمَّ إِنـِّيْ أَسْئَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ



ALLOOHUMMA INNII AS ALUKA MIN FADHLIK.

“Ya Allah sesungguhnya aku mohon karunia dariMu”.



11. Thawaf Mengelilingi Ka’bah

A. Thawaf dimulai dari lampu hijau yang lurus dengan Hajar Aswad. Ketika melewati lampu tersebut, sambil menghadap Hajar Aswad dan berisyarat dengan tangan kanan serta membaca:


بِسْمِ اللهِ اَللهُ أَكْبَرُ



BISMILLAAHI ALLOOHU AKBAR

“Dengan menyebut nama Allah,

Allah Yang Maha Besar”.



Setelah itu menghadap ke kanan sehingga Ka’bah berada di sebelah kiri kita, dan mulailah thawaf mengelilingi Ka’bah.

Ketika mengelilingi kabah, tidak ada doa yang wajib dibaca. Namun, Anda dapat membaca:

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ

SUBHAANALLOOH, WALHAMDULILLAAH,

WA LAA ILAAHA ILLALLOOH, WALLOOHU AKBAR

“Maha Suci Allah, Segala Puji Bagi Allah,

Tiada Tuhan selain Allah, Alloh Maha Besar”


B. Di antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad, membaca do’a:


رَبَّنَا اتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ


ROBBANAA AATINA FIDDUNYAA HASANAH WA FIL AAKHIROTI HASANAH

WA QINAA ADZAA BANNAAR

“Wahai Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat,

dan jauhkanlah kami dari siksaan api neraka”.


C. Tatkala berada di antara hajar aswad dan lampu hijau, palingkan wajah ke Hajar Aswad & berisyarat dengan tangan sambil membaca:


بِسْمِ اللهِ اَللهُ أَكْبَرُ



BISMILLAAHI ALLOHU AKBAR

“Dengan menyebut nama Allah, Allah Yang Maha Besar”.


D. Ulangi point A s.d. point D sebanyak 7 kali.



12. Setelah Thawaf Langsung Menuju Maqam Ibrahim Sambil Membaca:


وَاتَّخِذُوْا مِنْ مَقَامِ إِبْرَاهِيْمَ مُصَلًّى



WATTAKHIDZUU MIN MAQOOMI IBROOHIIMA MUSHOLLA

“Dan jadikanlah sebagian Maqam Ibrahim sebagai tempat sholat”.



13. Sholat 2 Raka’at Di Depan Maqom Ibrohim

Setelah membaca Surat Al Fatihah membaca:

a. Rakaat Pertama : QS. Al Kafirun

b. Rakaat Kedua : QS. Al Ikhlas


14. Berdoa Di Tempat Sekitar Maqom Ibrohim (Doanya Bebas)


15. Meminum Air Zamzam



أَللَّهُمَّ إِنِّى أَسْئَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا وَاسِعًا وَشِفَاءً مِنْ كُلِّ دَاءٍ



ALLOOHUMMA INNII AS-ALUKA ‘ILMAN NAAFI’AN WA RIZQON WAASI’AN

WA SYIFAA-AN MIN KULLI DAA-IN

“Ya Alloh, aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat,

rizki yang luas dan obat dari segala penyakit”.



16. Doa Ketika Sa’i

A. Naik ke bukit shafa melalui “Baabus Shafa” sambil membaca:



إِنَّ الصَّفَّا وَاْلمَرْوَةَ مِنْ شَعَآئِرِ اللهِ ،أَبْدَأُ بِمَا بَدَأَ اللهُ بِهِ



INNASH SHOFAA WAL MARWATA MIN SYA’AAIRILLAH,

ABDA-U BIMAA BADA-ALLOOHU BIHI

“Sesungguhnya Shafa dan Marwah itu merupakan bagian dari syiar Allah.

Aku memulai Sa’i dengan apa yang didahulukan oleh Allah.”


B. Tiba di Shafa mengangkat kedua tangan dan menghadap ka’bah, sambil membaca do’a:



اَللهُ أَكْبَرُ - اَللهُ أَكْبَرُ- اَللهُ أَكْبَرُ



لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَه



لَه اْلمُلْكُ وَلَه اْلحَمْدُ وَهُوَ عَلى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ .



لآاِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ أَ نْجَزَ وَعْدَه



ونَصَرَ عَبْدَه وَهَزَمَ اْلأَحْزَابَ وَحْدَه.



ALLOHU AKBAR (3x) LAA ILAAHA ILLALLOHU WAHDAHU LAA SYARIIKALAH,

LAHUL MULKU WALAHUL HAMDU WAHUWA ’ALAA KULLI SYAI’IN QODIIR.

LAA ILAAHA ILLALLOHU WAHDAH, ANJAZA WA’DAH, WANASHORO ’ABDAH,

WAHAZAMAL AHZAABA WAHDAH

“Allah maha Besar (3x).

Tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, Tiada sekutu bagiNya,

milikNya segala kekuasaan, Segala puji bagiNya,

Dialah Yang Maha Kuasa atas segalanya,

Tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, Dia memenuhi janjiNya,

Dia yang menolong hambaNya,

Dia sendiri yang mengalahkan musuhNya”.

(Kemudian boleh dilanjutkan dengan doa apa saja yang diinginkan)


C. Dari Shafa menuju Marwah dan melakukan seperti apa yang dilakukan di bukit Shafa (doanya sama)



17. Tidak Ada Doa-Doa Khusus Ketika Mabit Di Mina, Wuquf Di Arafah, Mabit Di Muzdalifah.


Silahkan memperbanyak dzikir (Takbir, Tahlil, Tahmid dan Kalimat Tauhid). Dan berdoalah sesuai yang diinginkan.



18. Doa Ketika Melompar Jumrah

A. Jumratul Aqabah pada tanggal 10 Dzulhijjah melempar 7 kali lemparan. Setiap kali melempar membaca:


اَللهُ أَكْبَرُ - اَللَّهُمَّ اجْعَلْهُ حَجًّا مَّبْرُوْرًا وَّذَ نبْاً مَّغْفُوْرًا



ALLOOHU AKBAR, ALLOOHUMMAJ’ALHU HAJJAN MABRUUROO

WA DZANBAN MAGHFUURO

“Allah Yang Maha Besar, Ya Allah jadikanlah Haji ini mabrur,

dan ampunilah dosa”.


B. Jumratul Ula, Wustha dan Aqabah pada hari-hari tasyriq (11, 12, 13 Dzulhijjah)


C. Lemparlah ketiga Jumrah tersebut selama menetap di Mina setelah matahari tergelincir, mulai dari Jumratul Ula, Wustha, dan terakhir Jumratul Aqabah, setiap Jumrah dengan 7 kali lemparan batu kecil sambil bertakbir pada setiap lemparan.

Sabtu, 11 April 2015

Jumat, 10 April 2015

Kesabaran yang Luar Biasa

Share dari : http://kisahmuslim.com/sebuah-kisah-ujian-kesabaran/

Ibnu Hibban meriwayatkan di dalam kitab “Ats-Tsiqat” kisah ini. Dia adalah imam besar, Abu Qilabah Al-Jurmy Abdullah bin Yazid dan termasuk dari perawi-perawi yang meriwayatkan dari Anas bin malik. Dan yang meriwayatkan kisah ini adalah Abdullah bin Muhammad. Berikut kisahnya :
Saya keluar untuk menjaga perbatasan di Uraisy Mesir. Ketika aku berjalan, aku melewati sebuah perkemahan dan aku mendengar seseorang berdoa,
“Ya Allah, anugerahkan aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmatMu yang telah engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orangtuaku dan agar aku mengerjakan kebajikan yang Engkau ridloi. Dan masukkanlah aku dalam rahmatMu ke dalam golongan hamba-hambaMu yang shalih.” (QS. An-Naml: 19).
Aku melihat orang yang berdoa tersebut, ternyata ia sedang tertimpa musibah. Dia telah kehilangan kedua tangan dan kedua kakinya, matanya buta dan kurang pendengarannya. Beliau kehilangan anaknya, yang biasa  membantunya berwudhu dan memberi makan…

Lalu aku mendatanginya dan berkata kepadanya, “Wahai hamba Allah, sungguh aku telah mendengar doamu tadi, ada apa gerangan?”

Kemudian orang tersebut berkata, “Wahai hamba Allah. Demi Allah, seandainya Allah mengirim gunung-gunung dan membinasakanku dan laut-laut menenggelamkanku, tidak ada yang melebihi nikmat Tuhanku daripada lisan yang berdzikir ini.” Kemudian dia berkata, “Sungguh, sudah tiga hari ini aku kehilangan anakku. Apakah engkau bersedia mencarinya untukku? (Anaknya inilah yang biasa  membantunya berwudhu dan memberi makan)
Maka aku berkata kepadanya, “Demi Allah, tidaklah ada yang lebih utama bagi seseorang yang berusaha memenuhi kebutuhan orang lain, kecuali memenuhi kebutuhanmu.” Kemudian, aku meninggalkannya untuk  mencari anaknya. Tidak jauh setelah berjalan, aku melihat tulang-tulang berserakan di antara bukit pasir. Dan ternyata anaknya telah dimangsa binatang buas. Lalu aku berhenti dan berkata dalam hati, “Bagaimana caraku kembali kepada temanku, dan apa yang akan aku katakan padanya dengan kejadian ini?  Aku mulai berpikir. Maka, aku teringat kisah Nabi Ayyub ‘alaihis salam.
Setelah aku kembali, aku memberi salam kepadanya.
Dia berkata, “Bukankah engkau temanku?”
Aku katakan, “Benar.”
Dia bertanya lagi, “Apa yang selama ini dikerjakan anakku?”
Aku berkata, “Apakah engkau ingat kisah Nabi Ayyub?”
Dia menjawab, “Ya.”
Aku berkata, “Apa yang Allah perbuat dengannya?”
Dia berkata, “Allah menguji dirinya dan hartanya.”
Aku katakan, ”Bagaimana dia  menyikapinya?”
Dia berkata, “Ayyub bersabar.”
Aku katakan, “Apakah Allah mengujinya cukup dengan itu?”
Dia menjawab, “Bahkan kerabat yang dekat dan yang jauh menolak dan meninggalkannya.”
Lalu aku berkata, “Bagaimana dia menyikapinya?”
Dia berkata, “Dia tetap sabar. Wahai hamba Allah, sebenarnya apa yang engkau inginkan?”
Lalu aku berkata, “Anakmu telah meninggal, aku mendapatkannya telah dimangsa binatang buas di antara bukit  pasir.”
Dia berkata, “Segala puji bagi Allah yang tidak menciptakan dariku keturunan yang dapat menjerumuskan ke neraka.”
Lalu dia menarik nafas sekali dan ruhnya keluar.
Aku duduk dalam keadaan bingung apa yang kulakukan, jika aku tinggalkan, dia akan dimangsa binatang buas. Jika aku tetap berada disampingnya, aku tidak dapat berbuat apa-apa. Ketika dalam keadaan tersebut, tiba-tiba ada segerombolan perampok mendatangiku.
Para perampok itu berkata, “Apa yang terjadi?” Maka aku ceritakan apa yang telah terjadi. Mereka berkata, “Bukakan wajahnya kepada kami!” Maka aku membuka wajahnya, lalu mereka memiringkannya dan mendekatinya seraya berkata,  “Demi Allah, Ayahku sebagai tebusannya, aku menahan mataku dari yang diharamkan Allah dan demi Allah, ayahku sebagai tebusannya, tubuh orang ini menunjukkan bahwa dia adalah orang yang sabar dalam menghadapi musibah.”
Lalu kami memandikannya, mengafaninya dan menguburnya. Kemudian, aku kembali ke perbatasan. Lalu, aku tidur dan aku melihatnya dalam mimpi, beliau kondisinya sehat. Aku berkata kepadanya, “Bukankah engkau sahabatku?” Dia berkata,” Benar.” Aku berkata, “Apa yang Allah lakukan terhadapmu?” Dia berkata, “Allah telah memasukkanku ke dalam surga dan berkata kepadaku, ‘Keselamatan atasmu berkat kesabaranmu.’” (QS. Ar-Ra’d: 24). “Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28).
Dari ceramah Syaikh Abu Ishaq Al-Huwainy yang berjudul Jannatu Ridha fit Taslim Lima Qadarallah wa Qadha
Artikel www.KisahMuslim.com

Kisah wanita cantik yang sabar diberi cobaan dan tidak mengeluh

 Share dari : https://b4ngf4i.wordpress.com/2013/06/20/kisah-wanita-cantik-yang-sabar-diberi-cobaan-dan-tidak-mengeluh/
Assalam wr wb . .

SELAMAT DATANG dan jumpa lagi dengan bangfai

Langsung saja baca . .
Sabar atau mengeluh ??

Apa perbedaan sabar dan mengeluh ??

Kenapa harus mengeluh ??
’’Mengeluh itu termasuk kebiasaan jahiliah, dan orang yang mengeluh, jika ia mati sebelum tobat, maka Allah akan memotongnya bagai pakaian dari uap api neraka. ” -HR Imam Majah
KISAH SEORANG WANITA YANG DI UJI BERAT DAN TIDAK MENGELUH
Pada suatu hari, Abul Hassan pergi ke Baitul Haram. Ketika tawaf, tiba-tiba dia melihat seorang perempuan cantik yang wajahnya begitu bersinar dan berseri.

’’Demi Allah, aku belum pernah melihat perempuan secantik itu dan wajahnya selalu terlihat gembira. Apa- kah perempuan itu
tidak pernah bersusah dan bersedih hati?” kata Abul Hassan.
Perempuan itu mendengar apa yang diucapkan Abul Hassan,

lalu dia bertanya.
”Apa yang kaukatakan, Saudaraku?” tanya perempuan itu. ’’Demi Allah, aku selalu terbelenggu oleh perasaan sedih dan duka dikarenakan risau. Tidak ada seorang pun yang mau
peduli dengan apa yang kurasakan ini.”
’’Persoalan apa yang membuatmu risau?” tanya Abul Hassan.
”Aku memiliki dua orang anak yang sudah dapat bermain sendiri dan satu anak lagi yang masih kususui. Suatu hari suamiku sedang menyembelih kambing kurban. Ketika aku bangun untuk membuat makanan, tiba-tiba anak pertamaku berkata kepada adiknya, ’Hai adikku, maukah aku tunjukkan kepadamu bagaimana ayah menyembelih kambing?’ ’Ya, aku mau,’ jawab adiknya. Sang kakak lalu menyuruh adiknya berbaring dan
kemudian menyembelih leher adiknya.” Perempuan itu bercerita.
”Lalu apa yang terjadi?” Abul Hassan penasaran.
’’Sang kakak ketakutan melihat darah yang keluar dari leher adiknya. Ia kemudian lari ke atas bukit. Nahas baginya karena dia dimangsa oleh buaya. Ayahnya kemudian mencari anaknya hingga ia pun mati kehausan dan ketika aku letakkan bayiku untuk mencari suamiku, tiba-tiba bayiku merangkak menuju periuk
yang berisi air panas. Ditariknya periuk itu dan tumpahlah air panas menyiram tubuhnya hingga melepuh seluruh kulit badannya. Kejadian itu terdengar oleh anakku yang telah menikah dan tinggal di daerah lain. Ia pun jatuh dan pingsan hingga menemui ajalnya. Kini, aku tinggal sebatang kara.”
Abul Hassan tertegun mendengar cerita si perempuan cantik itu.
’’Bagaimana kau bisa sabar menghadapi semua musibah hebat itu?” tanyanya kemudian.
”Tak seorang pun dapat membedakan antara sabar dan mengeluh, melainkan ia menemukan di antara keduanya dan menemukan jalan yang berbeda. Adapun sabar dengan memperbaikinya, maka hal itu baik dan terpuji akibatnya. Adapun mengeluh, maka ia tidak mendapat ganti atau sia-sia belaka,” jawab perempuan itu. “Kesabaran harus dimiliki setiap orang ketika menerima musibah dan cobaan dari Allah karena Allah akan mengganti kesabarannya di dunia dengan-Nya menjadi kekasih-Nya dan ketika di akhirat akan Menggantinya dengan surga.”
Itulah posting kali ini tentang SABAR & MENGELUH
Semoga dapat membantu Anda untuk tidak mengeluh . .

Thanks . . !!
Baca juga AL-QUR’AN MENJAWAB : JANGAN MENGELUH dan JANGAN GELISAH !!
Posted by: bangfai
Wassalam wr wb . . .

Kisah Sebatang Pensil

Share dari : http://iphincow.com/2015/03/09/kisah-sebatang-pensil/#more-1168

Kisah Sebatang Pensil

 
 
 
 
 
 
53 Votes

Kisah Sebatang Pensil
Si anak lelaki memandangi neneknya yang sedang menulis surat, lalu bertanya, “Apakah Nenek sedang menulis cerita tentang kegiatan kita? Apakah cerita ini tentang aku?”
Sang nenek berhenti menulis surat dan berkata kepada cucunya, “Nenek memang sedang menulis tentang dirimu, sebenarnya, tetapi ada yang lebih penting daripada kata – kata yang sedang Nenek tulis, yakni pensil yang Nenek gunakan. Mudah – mudahan kau menjadi seperti pensil ini, kalau kau sudah dewasa nanti.”
Si anak lelaki merasa heran, diamatinya pensil itu, kelihatannya biasa saja.
“Tapi pensil itu sama saja dengan pensil – pensil lain yang pernah kulihat!”
“Itu tergantung bagaimana kau memandang segala sesuatunya. Ada lima pokok yang penting, dan kalau kau berhasil menerapkannya, kau akan senantiasa merasa damai dalam menjalani hidupmu.”
Pertama : Kau sanggup melakukan hal – hal yang besar, tetapi jangan pernah lupa bahwa ada tangan yang membimbing setiap langkahmu. Kita menyebutnya tangan Tuhan. Dia selalu membimbing kita sesuai dengan kehendak-Nya.
Kedua : Sesekali Nenek mesti berhenti menulis dan meraut pensil ini. Pensil ini akan merasa sakit sedikit, tetapi sesudahnya dia menjadi jauh lebih tajam. Begitu pula denganmu, kau harus belajar menanggung beberapa penderitaan dan kesedihan, sebab penderitaan dan kesedihan akan menjadikanmu orang yang lebih baik.
Ketiga : Pensil ini tidak keberatan kalau kita menggunakan penghapus untuk menghapus kesalahan – kesalahan yang kita buat. Ini berarti, tidak apa – apa kalau kita memperbaiki sesuatu yang pernah kita lakukan. Kita jadi tetap berada di jalan yang benar untuk menuju keadilan.
Keempat : Yang paling penting pada sebatang pensil bukanlah bagian luarnya yang dari kayu, melainkan bahan grafit di dalamnya. Jadi, perhatikan selalu apa yang sedang berlangsung di dalam dirimu.
Dan yang Kelima : Pensil ini selalu meninggalkan bekas. Begitu pula apa yang kau lakukan. Kau harus tahu bahwa segala sesuatu yang kau lakukan dalam hidupmu akan meninggalkan bekas, maka berusahalah untuk menyadari hal tersebut dalam setiap tindakanmu.

KISAH SABAR YANG PALING MENGAGUMKAN

Share dari : https://id-id.facebook.com/notes/mukjizat-doa-islam/-kisah-sabar-yang-paling-mengagumkan-/411000478981280

Prof. Dr. Khalid al-Jubair penasehat spesialis bedah jantung dan urat nadi di rumah sakit al-Malik Khalid di Riyadh mengisahkan sebuah kisah pada sebuah seminar dengan tajuk Asbab Mansiah (Sebab-Sebab Yang Terlupakan). Mari sejenak kita merenung bersama, karena dalam kisah tersebut ada nasihat dan pelajaran yang sangat berharga bagi kita.
Sang dokter berkata:
Pada suatu hari -hari Selasa- aku melakukan operasi pada seorang anak berusia 2,5 tahun. Pada hari Rabu, anak tersebut berada di ruang ICU dalam keadaan segar dan sehat.
Pada hari Kamis pukul 11:15 -aku tidak melupakan waktu ini karena pentingnya kejadian tersebut- tiba-tiba salah seorang perawat mengabariku bahwa jantung dan pernafasan anak tersebut berhenti bekerja. Maka akupun pergi dengan cepat kepada anak tersebut, kemudian aku lakukan proses kejut jantung yang berlangsung selama 45 menit. Selama itu jantungnya tidak berfungsi, namun setelah itu Allah Subhanaahu wa Ta`ala menentukan agar jantungnya kembali berfungsi. Kamipun memuji Allah Subhanaahu wa Ta`ala .
Kemudian aku pergi untuk mengabarkan keadaannya kepada keluarganya, sebagaimana anda ketahui betapa sulit mengabarkan keadaan kepada keluarganya jika ternyata keadaannya buruk. Ini adalah hal tersulit yang harus dihadapi oleh seorang dokter. Akan tetapi ini adalah sebuah keharusan. Akupun bertanya tentang ayah si anak, tapi aku tidak mendapatinya. Aku hanya mendapati ibunya, lalu aku katakan kepadanya: “Penyebab berhentinya jantung putramu dari fungsinya adalah akibat pendarahan yang ada pada pangkal tenggorokan dan kami tidak mengetahui penyebabnya. Aku kira otaknya telah mati.”
Coba tebak, kira-kira apa jawaban ibu tersebut?Apakah dia berteriak? Apakah dia histeris? Apakah dia berkata: “Engkaulah penyebabnya!”Dia tidak berbicara apapun dari semua itu bahkan dia berkata:“Alhamdulillah.” Kemudian dia meninggalkanku dan pergi.
Sepuluh hari berlalu, mulailah sang anak bergerak-gerak. Kamipun memuji Allah Subhanaahu wa Ta`ala serta menyampaikan kabar gembira sebuah kebaikan yaitu bahwa keadaan otaknya telah berfungsi.
Pada hari ke-12, jantungnya kembali berhenti bekerja disebabkan oleh pendarahan tersebut. Kami pun melakukan proses kejut jantung selama 45 menit, dan jantungnya tidak bergerak. Maka akupun mengatakan kepada ibunya:“Kali ini menurutku tidak ada harapan lagi.” Maka dia berkata:“Alhamdulillah, ya Allah jika dalam kesembuhannya ada kebaikan, maka sembuhkanlah dia wahai Rabbi.”
Maka dengan memuji Allah, jantungnya kembali berfungsi, akan tetapi setelah itu jantung kembali berhenti sampai 6 kali hingga dengan ketentuan Allah Subhanaahu wa Ta`ala spesialis THT berhasil menghentikan pendarahan tersebut, dan jantungnya kembali berfungsi.
Berlalulah sekarang 3,5 bulan, dan anak tersebut dalam keadaan koma, tidak bergerak. Kemudian setiap kali dia mulai bergerak dia terkena semacam pembengkakan bernanah aneh yang besar di kepalanya, yang aku belum pernah melihat semisalnya. Maka kami katakan kepada sang ibu bahwa putra anda akan meninggal. Jika dia bisa selamat dari kegagalan jantung yang berulang-ulang, maka dia tidak akan bisa selamat dengan adanya semacam pembengkakan di kepalanya. Maka sang ibu berkata:“Alhamdilillah.” Kemudian meninggalkanku dan pergi. Setelah itu, kami melakukan usaha untuk merubah keadaan segera dengan melakukan operasi otak dan urat syaraf serta berusaha untuk menyembuhkan sang anak. Tiga minggu kemudian, dengan karunia Allah Subhanaahu wa Ta`ala , dia tersembuhkan dari pembengkakan tersebut, akan tetapi dia belum bergerak.
Dua minggu kemudian, darahnya terkena racun aneh yang menjadikan suhunya 41,2oC. maka kukatakan kepada sang ibu:“Sesungguhnya otak putra ibu berada dalam bahaya besar, saya kira tidak ada harapan sembuh.” Maka dia berkata dengan penuh kesabaran dan keyakinan:“Alhamdulillah, ya Allah, jika pada kesembuhannya terdapat kebaikan, maka sembuhkanlah dia.”
Setelah aku kabarkan kepada ibu anak tersebut tentang keadaan putranya yang terbaring di atas ranjang nomor 5, aku pergi ke pasien lain yang terbaring di ranjang nomor 6 untuk menganalisanya. Tiba-tiba ibu pasien nomor 6 tersebut menagis histeris seraya berkata:“Wahai dokter, kemari, wahai dokter suhu badannya 37,6o, dia akan mati, dia akan mati.” Maka kukatakan kepadanya dengan penuh heran:“Lihatlah ibu anak yang terbaring di ranjang no 5, suhu badannya 41o lebih sementara dia bersabar dan memuji Allah.” Maka berkatalah ibu pasien no. 6 tentang ibu tersebut:“Wanita itu tidak waras dan tidak sadar.”
Maka aku mengingat sebuah hadits Rasulullah Sholallohu `alaihi wa sallam yang indah lagi agung:“Beruntunglah orang-orang yang asing.” Sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, akan tetapi keduanya menggoncangkan ummat. Selama 23 tahun bekerja di rumah sakit aku belum pernah melihat dalam hidupku orang sabar seperti ibu ini kecuali dua orang saja.
Selang beberapa waktu setelah itu ia mengalami gagal ginjal, maka kami katakan kepada sang ibu:“Tidak ada harapan kali ini, dia tidak akan selamat.” Maka dia menjawab dengan sabar dan bertawakkal kepada Allah:“Alhamdulillah.” Seraya meninggalkanku seperti biasa dan pergi.
Sekarang kami memasuki minggu terakhir dari bulan keempat, dan anak tersebut telah tersembuhkan dari keracunan. Kemudian saat memasuki pada bulan kelima, dia terserang penyakit aneh yang aku belum pernah melihatnya selama hidupku, radang ganas pada selaput pembungkus jantung di sekitar dada yang mencakup tulang-tulang dada dan seluruh daerah di sekitarnya. Dimana keadaan ini memaksaku untuk membuka dadanya dan terpaksa menjadikan jantungnya dalam keadaan terbuka. Sekiranya kami mengganti alat bantu, anda akan melihat jantungnya berdenyut di hadapan anda..
Saat kondisi anak tersebut sampai pada tingkatan ini aku berkata kepada sang ibu:“Sudah, yang ini tidak mungkin disembuhkan lagi, aku tidak berharap. Keadaannya semakin gawat.” Diapun berkata:“Alhamdulillah.” Sebagaimana kebiasaannya, tanpa berkata apapun selainnya.
Kemudian berlalulah 6,5 bulan, anak tersebut keluar dari ruang operasi dalam keadaan tidak berbicara, melihat, mendengar, bergerak dan tertawa. Sementara dadanya dalam keadaan terbuka yang memungkinkan bagi anda untuk melihat jantungnya berdenyut di hadapan anda, dan ibunyalah yang membantu mengganti alat-alat bantu di jantung putranya dengan penuh sabar dan berharap pahala.
Apakah anda tahu apa yang terjadi setelah itu?
Sebelum kukabarkan kepada anda, apakah yang anda kira dari keselamatan anak tersebut yang telah melalui segala macam ujian berat, hal gawat, rasa sakit dan beberapa penyakit yang aneh dan kompleks? Menurut anda kira-kira apa yang akan dilakukan oleh sang ibu yang sabar terhadap sang putra di hadapannya yang berada di ambang kubur itu? Kondisi yang dia tidak punya kuasa apa-apa kecuali hanya berdo’a, dan merendahkan diri kepada Allah Subhanaahu wa Ta`ala ?

Tahukah anda apa yang terjadi terhadap anak yang mungkin bagi anda untuk melihat jantungnya berdenyut di hadapan anda 2,5 bulan kemudian?
Anak tersebut telah sembuh sempurna dengan rahmat Allah Subhanaahu wa Ta`ala sebagai balasan bagi sang ibu yang shalihah tersebut. Sekarang anak tersebut telah berlari dan dapat menyalip ibunya dengan kedua kakinya, seakan-akan tidak ada sesuatupun yang pernah menimpanya. Dia telah kembali seperti sedia kala, dalam keadaan sembuh dan sehat.

Kisah ini tidaklah berhenti sampai di sini, apa yang membuatku menangis bukanlah ini, yang membuatku menangis adalah apa yang terjadi kemudian:
Satu setengah tahun setelah anak tersebut keluar dari rumah sakit, salah seorang kawan di bagian operasi mengabarkan kepadaku bahwa ada seorang laki-laki berserta istri bersama dua orang anak ingin melihat anda. Maka kukatakan kepadanya:“Siapakah mereka?” Dia menjawab,“Tidak mengenal mereka.”
Akupun pergi untuk melihat mereka, ternyata mereka adalah ayah dan ibu dari anak yang dulu kami operasi. Umurnya sekarang 5 tahun seperti bunga dalam keadaan sehat, seakan-akan tidak pernah terkena apapun, dan juga bersama mereka seorang bayi berumur 4 bulan.
Aku menyambut mereka, dan bertanya kepada sang ayah dengan canda tentang bayi baru yang digendong oleh ibunya, apakah dia anak yang ke-13 atau 14? Diapun melihat kepadaku dengan senyuman aneh, kemudian dia berkata:“Ini adalah anak yang kedua, sedang anak pertama adalah anak yang dulu anda operasi, dia adalah anak pertama yang datang kepada kami setelah 17 tahun mandul. Setelah kami diberi rizki dengannya, dia tertimpa penyakit seperti yang telah anda ketahui sendiri.”
Aku tidak mampu menguasai jiwaku, kedua mataku penuh dengan air mata. Tanpa sadar aku menyeret laki-laki tersebut dengan tangannya kemudian aku masukkan ke dalam ruanganku dan bertanya tentang istrinya. Kukatakan kepadanya:“Siapakah istrimu yang mampu bersabar dengan penuh kesabaran atas putranya yang baru datang setelah 17 tahun mandul? Haruslah hatinya bukan hati yang gersang, bahkan hati yang subur dengan keimanan terhadap Allah Subhanaahu wa Ta`ala.”
Tahukah anda apa yang dia katakan?
Diamlah bersamaku wahai saudara-saudariku, terutama kepada anda wahai saudari-saudari yang mulia, cukuplah anda bisa berbangga pada zaman ini ada seorang wanita muslimah yang seperti dia.
Sang suami berkata:“Aku menikahi wanita tersebut 19 tahun yang lalu, sejak masa itu dia tidak pernah meninggalkan shalat malam kecuali dengan udzur syar’i. Aku tidak pernah menyaksikannya berghibah (menggunjing), namimah (adu domba), tidak juga dusta. Jika aku keluar dari rumah atau aku pulang ke rumah, dia membukakan pintu untukku, mendo’akanku, menyambutku, serta melakukan tugas-tugasnya dengan segenap kecintaan, tanggung jawab, akhlak dan kasih sayang.”
Sang suami menyempurnakan ceritanya dengan berkata:
“Wahai dokter, dengan segenap akhlak dan kasih sayang yang dia berikan kepadaku, aku tidak mampu untuk membuka satu mataku terhadapnya karena malu.” Maka kukatakan kepadanya: “Wanita seperti dia berhak mendapatkan perlakuan darimu seperti itu.” Kisah selesai.
Kukatakan:
Saudara-saudariku, kadang anda terheran-heran dengan kisah tersebut, yaitu terheran-heran terhadap kesabaran wanita tersebut, akan tetapi ketahuilah bahwa beriman kepada Allah Subhanaahu wa Ta`ala dengan segenap keimanan dan tawakkal kepada-Nya dengan sepenuhnya, serta beramal shalih adalah perkara yang mengokohkan seorang muslim saat dalam kesusahan, dan ujian. Kesabaran yang demikian adalah sebuah taufik dan rahmat dari Allah Subhanaahu wa Ta`ala .
Allah Subhanaahu wa Ta`ala berfirman:
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah: 155-157)
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ` bersabda:
“Tidaklah menimpa seorang muslim dari keletihan, sakit, kecemasan, kesedihan tidak juga gangguan dan kesusahan, hingga duri yang menusuknya, kecuali dengannya Allah Subhanaahu wa Ta`ala akan menghapus kesalahan-kesalahannya.” (HR. al-Bukhari (5/2137))
Maka, wahai saudara-saudariku, mintalah pertolongan kepada Allah Subhanaahu wa Ta`ala , minta dan berdo’alah hanya kepada Allah Subhanaahu wa Ta`ala terhadap berbagai kebutuhan anda sekalian.
Bersandarlah kepada-Nya dalam keadaan senang dan susah. Sesungguhnya Dia Subhanaahu wa Ta`ala adalah sebaik-baik pelindung dan penolong.
Mudah-mudahan Allah Subhanaahu wa Ta`ala membalas anda sekalian dengan kebaikan, serta janganlah melupakan kami dari do’a-do’a kalian.
“Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri (kepada-Mu).” (QS. Al-A’raf: 126) .
(Sumber: Majalah Qiblati )